Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Penandatanganan MoU antara Pemkab Tanggamus dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Way Sekampung Lampung, Rabu, 30/7/2020. | Diskominfo Tanggamus

Jejamo.com, Tanggamus – Pemerintah Kabupaten Tanggamus melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Way Sekampung Lampung. Selai itu juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama Dinas Lingkungan Hidup dengan BPDASHL WSWS. Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat utama (Rupatama) sekretariat Pemkab Tanggamus, Rabu, 29/7/2020.

Hadir langsung dalam penandatanganan MoU tersebut Bupati Tanggamus Dewi Handajani didampingi Staf Ahli Bupati Firman Ranie, Asisten I Bidang Pemerintahan Faturrahman, Asisten II Bidang Ekobang Sukisno, dan Asisten III Bidang Administrasi Jonsen Vanesa. Kemudian Kepala BPDASHL WSWS Lampung Idi Bantara dan Kepala Seksi Evaluasi BPDASHL Taufik Aulia, Bagian Hukum Setdakab, serta jajaran kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Tanggamus.

Bupati Tanggamus Dewi Handajani mengatakan, penandatanganan MoU antara Pemkab Tanggamus dengan BPDASHL Way Seputih Way Sekampung Lampung diharapkan dapat mengembangkan kerja sama yang lebih spesifik dalam rangka mencegah kerusakan lingkungan dan juga upaya pemulihannya. Kerusakan-kerusakan di lingkungan hutan mempunyai dampak yang cukup besar, menurut Dewi Handajani hal tersebut ditandai di setiap tahun Tanggamus selalu dilanda berbagai bencana alam. Maka ini saatnya semua pihak bahu-membahu untuk mencegah terjadinya bencana.

“Upaya kita saat ini tidak semata-mata hanya reboisasi hutan dengan menanam kayu, sesuai paparan Kepala BPDASHL mengembangkan tanaman selain untuk berfungsi menjaga kelestarian lingkungan hidup.  Tetapi juga memiliki nilai ekonomis ke depannya, inilah yang akan kita coba kembangkan bersama-sama, untuk tanaman yang memiliki nilai ekonomi masyarakat, jadi lingkungan hutan terjaga dan ada hasil yang bisa dinikmati oleh masyarakat,” ujar Dewi Handajani.

Dalam menjalankan MoU ini, tanpa adanya mitra- mitra untuk bekerja sama, ada dua upaya yang harus dilakukan yakni mencegah dan memelihara. Sehingga nantinya akan meningkatkan pendapatan dari hutan. “Jangan hanya menanam pohon saja, upayakan bagaimana ada nilai ekonomis yang bisa dihasilkan dari upaya menanam pohon serta dalam menjaga kelestarian alamnya,” imbuhnya.

Pemkab Tanggamus, kata Dewi Handajani, sangat berterima kasih atas kerja sama serta kemitraan yang tengah dibangun. Nantinya akan ada lebih banyak lagi berbagai bidang sektor yang bisa dikembangkan dan juga harus ada nilai ekonomis yang bisa ditawarkan kepada masyarakat. Kondisi geografis Tanggamus yang cukup rentan dilanda bencana alam seperti longsor, banjir, dan sebagainya, mengharuskan semua pihak berupaya menjaga khususnya di bagian hulu sungai. Jangan sampai hutan menjadi gundul yang dapat berpengaruh kepada ekonomi masyarakat apabila terjadi bencana. Jika kondisi alam terjaga dan bencana bisa berkurang, maka anggaran yang ada dapat dikelola untuk kebutuhan di bidang lain.

“Kita akan selalu berkomitmen dengan adanya penandatanganan MoU ini, tetapi kita juga harus tetap satu tujuan agar masyarakat bisa sejahtera dan lebih baik serta maju kedepannya. Semoga nanti akan lebih banyak lagi produk-produk yang dihasilkan dari Kabupaten Tanggamus ini dan saya juga meminta kepada jajaran OPD agar supaya lebih gencar dalam menjalin suatu kemitraan pada saat bekerja sama dengan yang pihak lainnya,” ujar Dewi Handajani.

Sementara itu, Kepala BPDASHL Way Seputih Way Sekampung Provinsi Lampung Idi Bantara menyampaikan, salah satu permasalahan Kabupaten Tanggamus berada di hulu sungai dalam suatu ekosistem yang harus terus dilestarikan. Wilayah hutan di Kabupaten Tanggamus peluang ekonominya cukup sangat besar, apalagi didukung kebijakan bupati selaku kepala daerah dalam rangka penguatan ekonomi.

“Semoga dengan kehadiran Ibu Bupati di Tanggamus ini selaku pimpinan daerah, bisa menjadi semangat baru khususnya bagi kami untuk menjadi barometer utama di BPDASHL WSWS. Hutan di Tanggamus sebanyak 50 persen juga didukung oleh HKm (Hutan Kemasyarakatan) dan telah menjadi mitra yang baik bagi kami sampai saat ini,” ujar Idi Bantara.

Salah satu contoh seperti tanaman kayu jenis Sengon yang banyak ditanam di kawasan Tanggamus. Di mana kayu ini selain menjaga dan melestarikan hutan juga menjadi pendorong perekonomian. Menurut Idi Bantara, di tahun 2019 pihaknya telah melakukan penanaman sebanyak 2.900 juta lebih batang kayu demi menjaga kelestarian hutan.

“Di Lampung ini, khususnya Tanggamus sangat terkenal kopinya. Ini adalah aset yang sangat berharga hasil dari kekayaan alam Tanggamus yang cukup melimpah, serta ini harus terus dikembangkan agar lebih baik lagi,” pungkasnya.

Di akhir kegiatan  dilakukan penyerahan bantuan berupa pembangunan kebun bibit desa (KBD) untuk daerah pascabanjir longsor di Kecamatan Semaka sebanyak 3 unit/kelompok dari BPDASHL Way Seputih Way Sekampung Lampung. Demikian rilis yang diterima redaksi Jejamo.com.(*)

Populer Minggu Ini