Jejamo.com, Tanggamus – Ketersedian pangan dalam jumlah yang cukup memiliki dampak luas pada perekonomian.
Apalagi beras sebagai bahan pangan utama menjadi target utama pemerintah untuk dapat mencapai swasembada.
Sekitar 22 ha lahan sawah yang terletak dipingir jalan provinsi, tepatnya di Dusun Pihabung, Pekon Sukabanjar Kecamatan Kotaagung Timur, Kabupaten Tanggamus terbengkalai. Sabtu (25/4).
Kepada Jejamo.com, Mas’ud, petani setempat, mengatakan, sudah hampir dua tahun belum bisa mengarap sawah.
Menurutnya dia, tahun lalu kendalanya musim kemarau sehingga air kalinya surut.
Apalagi sumber mata airnya dibendung menggunakan batu dan dipasang plastik serta karung bekas sehingga air sulit untuk mencapai ke sawah.
“Sekarang musim hujan, sumber mata air yang kami bendung secara swadaya selalu jebol setiap kali banjir,” kata dia.
Ia mengatakan, sekitar seminggu yang lalu warga bergotong royong membuat bendungan, dan membuat fondasi baru dengan dana iuran.
“Baru dua malam banjir kembali menjebol bendungan,” katanya.
Hal senada dikatakan Helmi, petani pemilik sawah setempat. Kata dia, sudah hampir 5 tahun sumber mata air sawah pernah dibangun bendungan dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH).
Namun, karena seringnya diterjang banjir, bendungan  roboh.
Petani sawah Pihabung Pekon berharap Pemkab Tanggamus bisa membangun lagi bendungan mata air sawah.
“Kalau berlanjut seperti ini, bukan tidak mungkin sawah kami akan jadi hutan,” kata dia. [Zairi]