Jejamo.com, Lampung Tengah – Lebih dari 30 hektar sawah milik petani yang ada di Kecamatan Seputihraman Kabupaten Lampung Tengah, mengalami pembusukan pada akar dan terserang hama wereng. Saat ini para petani di kecamatan setempat mulai resah karena terancam mengalami kegagalan panen.
Anggota DPRD Kabupaten Lampung Tengah, Sukarman mengatakan bahwa penyebab utama terjadinya pembusukan batang padi dan terjangkitnya hama wereng lantaran tidak teraturnya siklus musim tanam yang dilakukan oleh petani. Selain itu, penanaman yang dilakukan pun juga tidak serempak.
“Siklusnya penanamannya tidak teratur selain itu mereka tidak kompak saat melakukan penanaman. Makanya banyak Batang padi yang membusuk dan terjangkit hama wereng. Ketika penyakit itu belum selesai ada lagi petani yang melakukan penanaman makanya tanaman baru mereka rentan untuk terjangkit hama,” ujar Sukarman, 16/11/2016.
Pihaknya menyarankan, pengunaan obat yang dilakukan oleh para petani, kemungkinan tidak sesuai dengan dosis yang semestinya. Karena ketika melakukan pengobatan tidak sesuai dosis kemungkinan besar justru malah membuat hama semakin meluas dan semakin kebal.
“Saya minta petani jangan resah, dan jangan takut. Kita harus mampu menghalau penyakit ini karena mereka sudah berpuluh-puluh tahun menjadi petani, pasti akan ada jalan keluarnya,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku, sudah melakukan koordinasi dengan Bupati Lampung Tengah Mustafa, untuk memberi dukungan kepada para petani yang saat ini sedang berjibaku dengan hama dan penyakit pada tanaman mereka, agar masyarakat tidak merasa resah lagi.
“Saya sudah komunikasikan hal ini kepada Bupati, saya minta supaya penyuluh dari Dinas pertanian dapat turun kelapangan, supaya petani tidak merasa jalan sendiri. Dan respon beliau cukup baik,karena akan segera menindak lanjuti,” terangnya.
Pihaknya, juga khawatir jika pada musim tanam ini para petani yang ada di Kecamatan Seputihraman mengalami kegagalan panen. Karena akan berdampak besar bagi perekonomian mereka, dimana rata-rata warga setempat bermata pencaharian sebagai petani.
“Biaya yang mereka keluarkan untuk sekali tanam untuk lahan seperempat hektar, menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 1,5 juta. Itu diluar tenaga yang biaya tenaga yang dilakukan saat menanam,” tandasnya.(*)
Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com