Jejamo.com, Bandar Lampung – Taruna Siaga Bencana (Tagana) diharapkan menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana baik alam maupun sosial. Tagana setidaknya memiliki empat peran yakni logistik, dapur umum, psikososial, dan shelter.
Untuk meningkatkan keterampilan Tagana khususnya di bidang shelter atau pengungsian, maka dilakukan kegiatan pemantapan kemampuan shelter bagi 50 orang Tagana. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung Sumarju Saeni di Hotel Novotel Bandar Lampung, Rabu, 26/7/2017.
“Kegiatan pemantapan kemampuan shelter diharapkan dapat meningkatkan keterampilan para Tagana dalam upaya penyelamatan, menciptakan rasa aman dan suasana nyaman dalam pengungsian,” imbuh Sumarju.
Menurutnya, Provinsi Lampung termasuk salah satu daerah yang memiliki intensitas bencana alam antara lain gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, tsunami, gunung meletus, dan lainnya. Oleh karena itu upaya peningkatan keterampilan Tagana adalah sebuah keniscayaan.
Tak hanya bencana alam, Lampung juga memiliki potensi bencana sosial. Berdasarkan data Polda Lampung pada tahun 2015, di Bumi Ruwa Jurai terdapat 62 titik rawan konflik. Sebagai pemicu konflik yakni politik, ekonomi, sosial, budaya (poleksosbud) sebanyak 53 titik, batas wilayah 3 titik, dan sumber daya alam terdapat 6 titik.
Hampir semua kabupaten/kota di provinsi ini ada titik rawan konflik. Wilayah yang terbanyak yakni di Kabupaten Lampung Selatan dengan 9 titik. Poleksosbud menempati 6 titik, batas wilayah 1 titik, dan sumber daya alam 3 titik. Meski begitu yang cukup menggembirakan tidak ditemukan potensi konflik yang disebabkan oleh SARA.
“Di bidang penanganan konflik sosial, Gubernur Lampung pada tahun 2016 mendapatkan penghargaan dari Presiden RI sebagai Provinsi yang tercepat dalam penanganan konfik sosial,” jelas Sumarju.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Provinsi Lampung, Maria Tamtina, menjelaskan kegiatan pemantapan shelter ini berlangsung selama tiga hari 26-28 Juli 2017 dengan narasumber dari Kementerian Sosial RI, Korem 043 Garuda Hitam, dan praktisi di bidang kebencanaan.
Menurut Maria, sebelumnya juga sudah digelar pelatihan bagi Tagana Muda sebanyak 60 orang. Dengan demikian jumlah Tagana di Lampung sebanyak 568 orang yang tersebar di 15 kabupaten/kota.(*)
Laporan Widyaningrum, Wartawan Jejamo.com