Jejamo.com, Kota Metro – Warga Kota Metro sempat dihebohkan postingan di salah satu group Facebook Kota Metro, yang memperlihatkan kondisi pohon resapan air serta RTH di lokasi Metro Selatan, tepatnya di samping kantor Kelurahan Margodadi yang sangat memprihatinkan akibat dirusak oleh masyarakat setempat.
Saat dikonfirmasi Jejamo.com di ruangannya Kuswiyanto selaku lurah mengatakan, penyayatan kulita pohon albasia memang dilakukan warga sekitar karena dinilai tidak bermanfaat.
“Saya selaku lurah sudah sering memperingatkan warga untuk tidak sembarang merusak pohon di kawasan pemerintah tapi warganya ngeyel,” kata Kuswiyanto, Rabu, 10/6/2020.
Ia mengaku tidak mempermasalahkan tindakan warganya asal ada pengganti tanaman lain.
“Saya juga sebenarnya sependapat dengan warga saya karena pohon itu tidak ada manfaatnya. Perawatan dari pemerintah juga tidak ada, selain menimbulkan sampah yang banyak, pohon itu juga sangat membahayakan dan merugikan. Contoh saja bila hujan lebat rawan sekali tumbang, sampah daun yang gugur banyak, warga juga kesulitan menjemur padi akibat matahari tertutup rindangnya pohon,” paparnya.
Hal serupa juga disampaikan Wakil Wali Kota Metro Djohan. Menurutnya bila memang membahayakan boleh ditebang namun tetap sesuai aturan.
“Pohon di pinggir sungai itu memang sudah besar besar, kalo memang membahayakan atau merusak ditebang saja atau dipangkas. Namun, semua itu ada aturannya, dengan menggunakan surat izin kepada dinas terkait karena ada perdanya,” tambah Djohan.
Sebelumnya, tindakan warga yang menyayat pohon penghijauan di saluran irigasi Margodadi, Metro Selatan, ramai jadi perbincangan di media sosial. Hal itu pun mendapat respon negatif dari warganet.(*)