Jejamo.com, Rusia – Kisah tragis terjadi di Kota Uchaly, Republik Bashkorkostan, Rusia. Seorang remaja berusia 17 tahun tewas setelah bermain game selama 22 hari berturut-turut.
Orangtua sang remaja bernama Rustam itu berusaha menyelamatkannya dengan membawa ke rumah sakit. Namun, Rustam meninggal dalam perjalanan ke sana.
Rustam diketahui mengalami patah kaki pada 8 Agustus 2015. Kondisi tersebut membuatnya terpaksa tinggal di rumah, dan sejak saat itu dia terus-menerus bermaingame online populer yakni Defense of the Ancients (DotA) dan hanya berhenti untuk makan serta tidur.
Penyelidik mengatakan remaja itu mula-mula menghabiskan sedikitnya 6,5 jam sehari untuk bermain game. Waktu yang dihabiskan kemudian semakin bertambah hingga dapat dikatakan bermain tanpa henti.
Kebiasaan itu menyebabkan kesehatannya memburuk hingga akhirnya meninggal 22 hari kemudian.
“Dalam 22 hari diduga dia bermain game hampir setiap waktu, hanya berhenti untuk tidur sebentar dan mengambil makanan ringan,” demikian pernyataan dari juru bicara kepolisian setempat, Svetlana Abramova, sebagaimana dilansir, Mirror, Sabtu (5/9/2015).
Menurut diagnosis dokter, remaja malang itu meninggal akibat deep vein thrombosis. Keadaan tersebut disebabkan kombinasi patah tulang yang dialami, dan keadaan duduk selama berjam-jam saat bermain game yang menyebabkan aliran darahnya berhenti.
Dari penyelidikan lebih lanjut diketahui, dalam 1,5 tahun terakhir, Rustam menghabiskan lebih dari 2.000 jam untuk bermain game. Jumlah itu setara dengan 83 hari penuh di depan komputer.
Rustam juga dikenal sebagai sosok yang normal di antara teman-teman sekolahnya, mampu berkomunikasi dengan baik, senang bergurau, dan tertawa. Sayangnya, kejadian nahas itu telah merenggut nyawanya.
“Sangat penting untuk mengetahui apa yang anak Anda lakukan. Kebergantungan pada permainan komputer adalah bahaya terbesar bagi anak-anak sekarang,” kata perwakilan Rusia untuk anak-anak Pavel Asthakov.(*)