Jejamo.com, Pringsewu – Intensitas hujan yang masih belum stabil, membuat sejumlah petani di Pringsewu enggan menggarap sawahnya. Pasokan air yang masih belum memadai, membuat petani menunda penanaman lantaran takut gagal panen.
Dari pantauan jejamo.com di areal persawahan Pringsewu Barat dan Fajarisuk menunjukan, puluhan hektar sawah sawah dibiarkan tak terurus, ditanami tumbuhan liar. Sebagian besar petani di daerah ini memang masih menggunakan sistem tanam padi tadah hujan.
Parwono, salah satu petani mengatakan, sampai saat ini ia masih belum berani bercocok tanam, karena kebutuhan air masih menggantungkan dari air hujan. “Belum berani mas, karena cuaca masih belum stabil. Kadang hujan, kadang panas. Pasokan air juga belum stabil,” jelasnya, Rabu 2/11/2015.
Dia menyebutkan bahwa petani lainnya juga enggan mengolah sawahnya dikarena takut mengalami gagal panen. “Banyak kerugiannya yang kami tanggung kalau gagal panen, yang paling utama adalah rugi materi dan tenaga,” imbuh Parwono.
Senada disampaikan Sipon, petani lainnya. Menurut Sipon, cuaca beberapa minggu terakhir masih sulit diprediksi. Ketimbang menanggung resiko gagal panen, ia lebih memilih menunda pananaman di sawahnya.
“Nanti kaalau pasokan air sudah benar-benar memadai, mungkin saya baru akan tanam. Tapi untuk saat ini masih belum berani, karena air juga masih sulit didapat,” akunya.(*)
Laporan Nur Kholik, Wartawan Jejamo.com