Jejamo.com, Lampung Selatan – Ada banyak kejadian baru satu bulan umur berpasangan, kepala dan wakil kepala daerah berkonflik. Ujungnya pecah kongsi.
Si wakil merasa sekadar ban serep dan tidak diberikan wewenang apa-apa. Atau si wakil malah lebih sering ke masyarakat sehingga kepala daerah merasa dilangkahi. Sedikit yang awet bertahan sampai dengan maju pada periode selanjutnya dengan pasangan yang sama.
Untuk merawat kerukunan berpasangan dalam memimpin daerah, Antoni Imam mulai mempraktikkan etika tersebut.
Bakal calon wakil bupati Lampung Selatan itu bersama bakal calon bupati Tony Eka Candra diusung Golkar dan PKS pada pilkada 9 Desember mendatang.
Kepada jejamo.com, Antoni Imam bilang, ia sudah mempraktikkan itu dalam masa pencalonan sekarang.
Misalnya dalam aktivitas di Rumah Aspirasinya di Sidomulyo, Antoni Imam mengirim konten video dan foto terlebih dahulu kepada Tony Eka Candra. Ia ingin, Tony Eka Candra merasa nyaman dengan keaktifannya selama ini sehingga benar-benar sinergi.
“Saya tahu posisi. Saya menempatkan diri sebagai wakil. Jadi, kalau ada apa-apa yang menyangkut soal saya, saya berikan informasinya ke Tony Eka Candra,” kata Antoni Imam pagi ini.
Antoni Imam bilang, biasanya setelah mendapat informasi semacam itu, Tony Eka Candra-lah malahan yang membagikan konten itu ke grup-grup WhatsApp tim sukses dan organisasi yang mendukung pasangan ini.
“Minggu lalu misalnya ada senam ibu-ibu di halaman Rumah Aspirasi saya. Saya rekam, lalu saya kirim ke beliau. Saya izin sama beliau. Eh beliau yang malah bagikan video itu ke grup-grup WhatsApp teman-teman relawan,” kata Antoni Imam, kader PKS yang kini didapuk di Komisi 5 DPRD Lampung, komisi yang kebetulan ketuanya Tony Eka Candra.
Antoni Imam mengatakan, cara ini ia lakukan sejak awal supaya perjalanan pencalonan sampai nanti hari H bisa lancar.
“Yang penting berkah, sama-sama membangun Lampung Selatan,” kata dia. [Sugiono]
