Jejamo.com, Lampung Selatan – Bakal calon wakil bupati Lampung Selatan, Melin Haryani, ikut angkat bicara soal problematika dan tantangan dunia pendidikan dengan metode pembelajaran dari rumah selama masa pandemi Covid 19.
Melin mengingatkan, meski situasi sedang memprihatinkan, hak dasar bagi para pelajar untuk mendapatkan pendidikan yang berkarakter dan berkualitas tak boleh dikesampingkan sebab akan berdampak pada menurunnya Indeks Pembangunan Manusia di bumi khagom Mufakat.
Masih kata Melin, dalam periode lima tahun terakhir berdasarkan data BPS, indeks pembangunan manusia di Lamsel tak pernah tumbuh di atas 2 persen setiap tahunnya.
Maka itu Melin merasa bahwa sektor pendidikan merupakan salah satu aspek yang akan digarap secara serius oleh dirinya dan pasangan calon bupati Hipni.
“IPM Lamsel kalau kita lihat data BPS tak pernah tumbuh di atas 2 persen, ini kan memprihatinkan. Saya dan Hipni sudah banyak bicara soal ini, kami akan serius membenahi hal ini,” kata Melin.
Melin menambahkan, metode pembelajaran dari rumah yang dilaksanakan di Lamsel juga harus diberikan subsidi terkait alokasi pengadaan kuota/pulsa bagi pelajar agar tidak memberatkan orangtua yang juga sedang mengalami kesulitan ekonomi.
Meski bukan keputusan yang mudah, Melin mengatakan pada dasarnya dana BOSDA dari Kementerian Pendidikan haruslah terserap pada aspek yang tepat guna ditengah situasi darurat seperti saat ini.
“Ini situasi yang tak biasa sehingga penanganannya tak boleh biasa pula, harus ada terobosan, gelontorkan anggaran pendidikan untuk membantu wali murid, bukankah itu guna nya ada pemimpin,” pungkasnya.
Pasangan Hipni-Melin yang mengusung jargon mari bangkit diketahui didukung oleh tiga partai politik di antaranya PAN, Gerindra, dan PKB.
Pasangan Hipni-Melin diketahui memiliki berbagai gagasan yang ditawarkan kepada masyarakat Lamsel seperti halnya peningkatan dan pembenahan pembangunan, pertanian, perekonomian dan UMKM, lingkungan serta pendidikan. []
