Jejamo.com, Jakarta – Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc. ditetapkan sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum DPP LDII sisa masa jabatan 2016-2020 dalam Rapimnas LDII Tahun 2020. Penetapan dalam rapimnas yang dilakukan secara virtual ini diambil secara aklamasi yang sepakati oleh 34 DPW LDII se-Indonesia dan disahkan pimpinan sidang yang memimpin dari Kantor DPP LDII, Patal Senayan, Jakarta.
Pimpinan sidang pada rapimnas dengan agenda utama pemilihan penjabat ketua umum ini adalah H. Dody Taufiq Wijaya, M.Com., H. Supriasto, MH., Prof. H. Sudarsono, Dr. H. Basseng, H. Lukman Abdul Fatah, M.Si. dan Dr. H. Iskandar Siregar.
Dukungan penuh seluruh DPW LDII se-Indonesia terhadap Pak Kris, demikian sapaan akrabnya, lantaran segudang pengalaman yang dimilikinya dalam dinamika LDII sejak 1991, memiliki integritas moral yang baik serta memiliki jejaring yang luas dengan berbagai elemen bangsa.
Prof. Singgih Tri Sulistiyono, Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Tengah yang mengikuti acara tersebut mengatakan, “Pak Kris merupakan salah satu kreator lahirnya delapan klaster bidang pembangunan LDII, merupakan sosok yang tak asing lagi baik dalam internal LDII, maupun bagi ormas Islam dan organisasi pemerintahan lainnya.”
Pun demikian Ketua DPW LDII Yogyakarta Dr. H. Wahyudi, MS., menilai sosok mantan Ketua DPW LDII Jawa Timur ini mampu memimpin LDII secara nasional karena memiliki kualitas kepemimpinan yang mumpuni, berpengalaman dalam memimpin roda organisasi, serta memiliki karakter yang alim dan fakih.
Sementara itu Iskandar Siregar, sebagai perwakilan dari kepengurusan harian DPP LDII mengatakan dengan berkembangnya organisasi akan bersinggungan dengan bermacam-macam kepentingan, baik secara nasional, lokal, regional bahkan internasional.
“Mempertimbangkan tantangan tersebut DPP mempunyai pemikiran tentang sosok yang tepat untuk menakhodai kapal DPP LDII untuk sampai di pulau harapan,” katanya.
Dibacakan oleh pimpinan sidang yang juga sekretaris umum DPP LDII, Dody Taufiq Wijaya, rapat memutuskan menunjuk Chriswanto Santoso sebagai penjabat ketua umum untuk sisa masa bakti hingga Maret 2021. Namun demikian masih dalam putusan tersebut bahwa masa bakti dapat diperpanjang sampai dengan diselenggarakannya munas LDII paling lambat akhir Desember 2021. Perpanjangan ini karena belum dapat diprediksi berakhirnya pandemi covid-19.
Keputusan tersebut juga mengatur penjabat ketum mempunyai tugas menjalankan hak dan kewajiban sebagai ketum sebagaimana ditentukan oleh AD/ART LDII dan menjalankan tugas operasional organisasi sebagaimana dimaksud dalam peraturan organisasi tentang hubungan tata kerja DPP LDII.
Rapimnas ini memberikan kewenangan kepada pj ketum untuk melakukan pengisian jabatan bagi pengurus tetap melalui pergantian antar waktu, baik pada jajaran pengurus harian maupun pada jajaran departemen. Pengisian jabatan dapat dilakukan melalui promosi, mutasi ataupun rotasi. Pengisian kekosongan jabatan dilakukan melalui keputusan pengangkatan jabatan antar waktu, paling lama 60 hari sejak ditetapkannya keputusan tersebut.
Usai ditetapkan sebagai pj ketum, Chriswanto mengungkapkan bahwa amanah yang diberikan memberikan arti harus bekerja keras dan meningkatkan apa yang telah dicapai dan dibangun sedemikian baik oleh para pendahulu (LDII) sampai saat ini.
Chriswanto juga mengungkapkan kehilangan atas meninggalnya Ketua Umum DPP LDII Prof. H. Abdullah Syam dan Ketua DPP LDII Ir. H. Prasetyo Sunaryo, MT yang menjadi alasan diselenggarakannya Rapimnas DPP LDII 2020.
“Tentu pekerjaan ini tidak ringan, Chriswanto tidak bisa melaksanakan sendiri. Bagian penting suksesnya program LDII adalah bentuk kerjasama. DPP LDII artinya kolektif kolegial, bukan miliknya Chriswanto Santoso, bukan milik Sekretaris Umum Dody Taufiq tapi milik kita bersama,” ujarnya.
Chriswanto memberikan pesan untuk menjalankan empat pilar untuk mensukseskan jalannya roda organisasi. Pertama, mengimbau untuk selalu berpikir husnuzhan dengan mengambil nilai kebaikan sesama pengurus. “Kalau mencari-cari kejelekan pasti akan ada,” jelasnya.
Kedua, didalam proses kolektif kolegial ada unsur pengorbanan. “Tidak mungkin team building terbentuk ketika kita tidak melakukan pengorbanan,” ungkapnya.
Ketiga, taat asas kepemimpinan. “Kita adalah organisasi yang dikenal memiliki kepemimpinan kuat dibawah Prof. Abdullah Syam. Kepemimpinan kolektif kolegial yang taat pada asas adalah kunci untuk menjadikan organisasi semakin baik,” urai Chriswanto.
Keempat adalah berkomunikasi dengan baik. “Tidak harus menang dalam komunikasi, tetapi kuncinya adalah keinginan untuk mencapai tujuan bersama. Kritik saya, nasihati saya bagaimana membangun LDII kedepan semakin baik,” katanya.
Diakhir sambutannya, Chriswanto mengungkapkan bahwa rekan kerja di daerah adalah rekan kerja terbaik, bahkan mungkin lebih baik dari Chriswanto. “Maka mari kita bangun kontribusi nyata dalam rangka membangun Indonesia bangkit dan Indonesia maju. Mari kita kerja keras, mengorbankan diri kita sehingga LDII benar-benar berkontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia bangkit dan Indonesia maju,” pungkasnya. (Johan. LINES Lampung)