Jejamo.com, Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan akhir penyebab kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501 dengan tujuan Surabaya-Singapura 28 Desember 2014 lalu. Hal ini sebagai bagian dari keterbukaan informasi publik terkait penyebab kecelakaan tragis itu.
Banyak masyarakat yang tertarik dengan percakapan terakhir antara pilot dan co-pilot pesawat itu. Berikut percakapan terakhir mereka yang berhasil diungkap oleh tim dari KNKT dan diunggah di situs KNKT, Kementerian Perhubungan. Seperti dilaporkan Tempo.co:
Pukul 22.57:39 (waktu UTC, atau 05,57: 39 WIB): Pramugari mengumumkan pesawat memasuki cuaca buruk.
23.04:59 (06,04:59 WIB) pilot meminta untuk sedikit membelokkan arah pesawat sebanyak 15 mil.
23.11:44 (06,11:44 WIB) Pesawat telah diidentifikasi oleh radar yang ada di Jakarta, dan pilot diminta untuk melaporkan situasi cuaca buruk di sekitarnya.
23.11:49 (06,11:49 WIB) pilot meminta izin untuk menaikkan pesawat ke posisi yang lebih tinggi kepada menara kontrol di Jakarta.
23.11:55 (06,11:55 WIB) menara kontrol menanyakan kepada pilot mengenai berapa ketinggian yang dimaksudkan.
23.12:01 (06,12:01 WIB) pilot menjawab bahwa ia meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki.
23.12:05 (06,12:05 WIB)menara kontrol memerintahkan kepada pilot untuk bersiap naik ke ketinggian yang dimaksud.
23.13:40 (06,13:40 WIB) terdengar suara dentingan tunggal (panggilan penumpang) suara tersebut kembali berulang pada pukul 23.15:35, dan pada pukul yang sama menara kontrol memberikan kepastian untuk pesawat naik ke ketinggian 340.
Suara berdenting kembali terdengar, masing-masing di pukul 23.16:28, 23.16:30 dan 23.16:44.
23.16:46 (06,16:46 WIB) terdengar suara yang menyerupai dimatikannya mode autopilot.
23.16:53: (06,16:53 WIB) Pilot mengatakan, “oh my God”
23.16:55 (06,16:55 WIB) terdengar suara “Stall Warning” yang merupakan tanda bahwa daya angkat pesawat sudah menurun selama 1 detik.
23.17:03 Pilot minta kopilot mendatarkan pesawat “Level, level, level,” kata sang pilot kepada co-pilotnya sebanyak 4 kali. Suasana mulai menegangkan saat itu
23.17:15 (06,17:15 WIB) “Pull down.. Pull down,” ujar sang pilot kepada co-pilotnya untuk menurunkan ketinggian pesawat. Permintaan diulangi sebanyak 4 kali.
23.17:17 (06,17:17 WIB) kembali terdengar suara alarm posisi kehilangan daya angkat (stall warning) selama 4 detik .
23.17:23 (06,17:23 WIB) suara “Stall warning” tersebut terus terdengar sampai akhir rekaman.
23.17:29 (06,17:29 WIB) kopilot mengatakan dalam bahasa Prancis, “apa yang terjadi”.
23.17:33 (06,17:33 WIB) co-pilot menyatakan “TOGA” atau Take Off/Go Around.
23.17:41 (06,17:41 WIB) pilot mengatakan, “my God.”
23.17:51 (06,17:51 WIB) Pilot menyatakan, “Slowly.. Slowly,” sebanyak 5 kali
23.19:58 (06,19:58 WIB) Pilot meminta kepada co-pilot untuk memilih tampilan manajemen komputer dan kemudian memilih CAPT 3.
23.20:36 (06,20:36 WIB) rekaman terhenti.
Nurcahyo Utomo, Ketua Sub Komite Kecelakaan Udara KNKT menjelaskan bahwa dalam catatan black box tidak terlihat adanya indikasi pengaruh cuaca sebagai penyebab kejatuhan pesawat. KNKT masih belum menemukan penyebab kerusakan pesawat tipe Airbus A320 tersebut.(*)
Tempo.co