Jejamo.com, Bandar Lampung – Universitas Lampung(Unila) resmi memiliki kebun melon agrowisata. hal itu ditandai dengan panen perdana buah melon dan grand launching kebun melon agrowisata Unila, Rabu, 2/9/2020.
Kebun Melon Agrowisata Unila memanfaatkan lahan kering yang lama tidak terpakai seluas 1 hektare. Lahan tersebut ditanami 10 ribu bibit buah melon. Selain itu juga ditanami buah labu.
Diperkirakan, Kebun Agrowisata Unila saat panen bisa menghasilkan 25 ribu ton buah melon dengan jangka waktu panen satu bulan . Sementara lama masa tanam buah melon tersebut tiga bulan. Rektor Unila Prof. Dr. Karomani, M.Si, sangat mengapresiasi kreativitas BPU Unila menggandeng petani untuk menyulap lahan kosong menjadi agrowisata melon.
Abah Aom, sapaan akrabnya, ingin Kampus Hijau Unila menjadi role model atau percotohan serta bisa menginspirasi berbagai pihak khususnya mahasiswa setelah lulus kelak.
Pihaknya juga ingin memediasi petani dengan mitra usaha Unila bersama leading sector-nya yakni Fakultas Pertanian. Hal ini agar petani di Lampung memiliki teknologi pangan yang baik sehingga petani memiliki perekonomin yang baik sehingga dunia pertanian maju. Hal ini sejalan dengan program Gubernur Lampung untuk mewujudkan petani berjaya.
“Kegiatan panen bersama ini menjadi bagian dari pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi Universitas Lampung dalam penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat,” tambah Rektor.
Selain itu, kebun ini diharapkan juga dapat berfungsi sebagai wahana edukasi dan penelitian tanaman holtikultura bagi kalangan perguruan tinggi ataupun sekolah lainnya.
Konsep Agrowisata ,tambah Karomani, dipilih karena tingginya potensi pariwisata di Provinsi Lampung usai dibukanya ruas jalan tol Bakauheni-Palembang.
Para petani, menurutnya acap menderita karena sulit mendapatkan pupuk dan hancurnya harga komiditas. Belum lagi ditambah sulitnya memasarkan produk hasil tani. Hal ini membuat petani menjadi komunitas yang termaginalkan.
“Maka dengan adanya kegiatan seperti ini para mitra usaha dapat melirik mereka (petani) untuk dilibatkan bekerja sama dengan fakultas pertanian. Terkadang saya berfikir buat apa ada Fakultas Pertanian jika petani kita di Lampung masih menderita, apa manfaatnya fakultas itu,” katanya.
“Mudah-mudahan ini bisa menginspirasi kita semua mengangkat harkat martabat petani. Pak Gubernur ingin menjadi petani Lampung berjaya,” terangnya.
Sementara, Direktur Pengembangan Usaha Unila Mustofa Endi Saputra dengan mitra usahanya Sari Rogo ingin membuktikan, jika lahan kering pun dapat dimanfaatkan.
Selain itu, kata Endi, pihaknya juga ingin membuktikan bahwa melon Lampung tidak kalah baiknya dari segi rasa dibanding melon di luar Lampung, seperti melon asal Pulau Jawa.(*)