Jejamo.com, Kota Metro – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional serta
menyambut Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam 1442 H, Pondok Pesantren AT Taubah Lapas Kelas IIA Metro bersama Ponpes Miftahul Jannah Lampung Timur menggelar kegiatan Khotmil Quran, Jumat, 23/10/2020.
Dalam kegiatannya, santri yang terdiri dari warga binaan lapas bersama petugas lapas, melakukan pengajian bersama.
“Di Hari Santri Nasional serta menyambut Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam 1442 Hijriah, kami bersama melakukan kegiatan Khotmil Quran, yang diselenggarakan oleh santri dari Pondok Pesantren AT Taubah Lapas Kelas IIA Kota Metro yang merupakan para narapidana. Mereka kami beri julukan Yantri Lastro atau Layanan Santri Lapas Metro,” ujar Kalapas Metro Ade Kusmanto.
Selain menyambut hari besar tersebut, kegiatan itu merupakan kegiatan rutin demi membentuk kepribadian para napi agar lebih baik saat usai menjalani hukuman.
“Kegiatan pengajian ini sebenarnya rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari, jadi bukan hanya di hari besar saja. Ini kami lakukan agar para napi ke depannya usai menjalani hukuman, dapat menjadi pribadi yang baik berbekal keimanan dan ketakwaan,” imbuh Ade.
Ia juga menjelaskan, sebagai lapas yang diusulkan pembangunan zona integritas menuju wilayah birokrasi bersih dan melayani oleh Kementerian Hukum dan HAM, Lapas Metro berkomitmen memberikan pembinaan terbaik kepada para narapidana, seperti Layanan Santri Lapas Metro (Yantri Lastro ).
Sementara, KH Ainun selaku pengasuh Ponpes AT Taubah Lapas Metro yang sekaligus sebagai pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Jannah Lampung Timur mengatakan, layanan ini juga sebagai program unggulan lapas Metro dalam membina narapidana melalui Pondok Pesantren AT Taubah Lapas Metro yang fokus membina narapidana dalam menghafal Al Quran.
“Kami berharap kegiatan Khotmil Quran ini akan tetap diselenggarakan di Pondok Pesantren AT Taubah Lapas Metro setiap bulannya, untuk memotivasi narapidana lainnya menjadi manusia beriman dan bertakwa sehingga tidak mengulangi kembali kejahatan, karena ini adalah langkah besar untuk mengubah pola pikir negatif para napi menjadi pemikiran positif berlandaskan iman dan takwa,” tambahnya.(*)[Abid Bisara]
