Jejamo.com, Kota Metro – Meredakan kegaduhan yang terjadi di media sosial, terkait pemberitaan hasil swab Kiai Haji Ali Qomaruddin, Wakil Ketua PCNU Kota Metro Rudy Hartono buka suara. Dia membenarkan hasil swab yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kota Metro terkait status positif Covid-19 dan meminta para seluruh warga PCNU untuk tidak terprovokasi oleh oknum-oknum yang memanfaatkan situasi.
Rudy Hartono meminta kepada seluruh santri dan masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) Kota Metro untuk tetap menaati peraturan pemerintah dengan mengedepankan protokol kesehatan dan mengapresiasi kerja jurnalis sebagai penyiar informasi publik dan wahana sosial.
“Tadi malam kami terlah mengundang dua reporter dari Jejamo.com yaitu Abid Bisara dan reporter Kupastuntas.co Arbi Pratama. Kami sangat mengapresiasi karya jurnalistik mereka dengan memberikan informasi penting, di mana ini dapat menjadi keselamatan masyarakat NU Kota Metro dari wabah Covid-19,” kata Rudy Hartono, Jumat malam, 19/2/2021.
Selain membenarkan hasil swab Kiai Ali Qomaruddin yang dinyatakan positif Covid-19, Rudy Hartono juga meminta masyarakat yang ikut dalam penghantaran jenazah atau yang pernah kontak dengan Ketua PCNU Kota Metro tersebut untuk melakukan rapid test. Hal ini merupakan bentuk antisipasi dini demi keselamatan bersama.
“Jadi waktu pemberitaan awal tentang hasil swab, terjadi miskomunikasi. Hasil itu keluar sesaat jenazah akan dimakamkan, kami mendapatkan informasi dari satgas Covid-19, pada saat itu situasi ya seperti itu, sulit kami menjelaskan karena kiai adalah ulama baik dan cukup tersohor. Setelah mendapat kabar hasil swab perlahan pelayat kita informasikan, dari luar kota juga sudah kita hubungi agar tidak datang karena hasil swab positif, kalau tidak kita kabarin kami enggak tahu lagi jumlah orang yang hadir,” terangnya.
Terkait ucapan anak Kiai Ali Qomaruddin dalam postingan di sosial media tentang hasil swab positif adalah hoax, Rydu Hartono minta untuk dapat memaklumi karena situasinya sedang berkabung.
“Ya, terkait itu, kami harap bisa memakluminya karena situasi, kami mengira hasil medis itu adalah hak pribadi keluarga, ternyata Covid-19 ini memang harus dipublikasikan dikarenakan wabah menular yang harus diwaspadai lebih dini dan memang Covid-19 bukanlah aib,” jelas Rudy.
Terkait teror dan ancaman dari santri dan warga di luar keluarga PCNU Kota Metro yang menyerang kedua reporter Jejamo.com, dan Kupastuntas.co, Rudy Hartono mengaku sudah menindaklanjutinya. “Kami tindak lanjuti dengan kami berikan arahan dan pembinaan dan kami berharap persoalan ini tidak meluas lebih jauh, kita saling memaafkan. Ini adalah miskomunikasi, tidak ada yang benar maupun salah, situasi yang menggiring kita,” ujar Rudy.
“Saya atas nama pribadi dan keluarga PCNU Kota Metro, mengajak para santri dan masyarakat untuk lebih bijak dalam bermedia sosial dan mengutamakan membaca isi berita, serta jangan mudah terprovokasi agar tidak menimbulkan kegaduhan yang nantinya akan merugikan banyak pihak,” imbuhnya.(*)[Abid Bisara]