Jejamo.com, Kota Metro – Program bantuan pemerintah bagi warga tidak mampu yang terdampak pandemi Covid-19 belum terdistribusikan secara merata dan tepat sasaran. Paling tidak hal itulah yang dialami Sunarti (52) dan sang kakak Sinta Wati (63), seorang janda yang juga sudah mengalami lumpuh, warga di kelurahan Yosorejo Metro Timur, Kota Metro, tepatnya di Jalan Batang Hari RT 014 RW 04.
Tak hanya berjuang dalam kesulitan ekonomi, Sunarti dan Sinta Wati juga bergelut dengan sakit yang mereka derita.
Oksan (32), anak dari Sunarti mengatakan, ibunya menderita komplikasi berbagai penyakit sejak lama dan keluarganya tidak mendapatkan bantuan pemerintah sejak 2014.
“Kalau ibu sudah lama sakit sama dengan Bude Sinta Wati. Ibu saya sekarang masih di rumah sakit menjalani perawatan, sementara Bude Sinta sudah terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Selama ini masyarakat ramai mendapatkan bantuan pemerintah, namun kami belum merasakan bantuan tersebut, seperti BLT, PKH dari pemerintah daerah maupun pusat,” kata Oksan saat ditemui di kediamannya, Jumat, 23/4/2021.
Sunarti dan Sinta Wati ini adalah kakak dan adik yang hidup dalam kondisi prihatin. Dua anak lelaki Sunarti bekerja sebagai buruh harian lepas, sementara seorang putrinya berdagang jajanan anak di depan rumah untuk membantu pengobatan ibu mereka.
“Saya dulu pernah kerja di kantor Kelurahan Yosorejo tahun 2010-2014 sebagai tenaga sukarela, namun karena saya tidak memiliki ijazah saya tidak lagi bekerja di sana. Semenjak saya tidak bekerja di kelurahan, kami tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, untuk pengajuan dan pendataan sudah sering dilakukan, namun tidak tahu kenapa tidak pernah lolos,” ujar Oksan.
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Yosorejo Kota Metro belum memberikan jawaban saat akan dikonfirmasi Jejamo.com. Sementara anggota tim pendamping PKH Yosorejo, Alim, melalui pesan singkat mengaku tidak mengetahui sistem pendataan warga prasejahtera atau penerima PKH yang layak.
“Kaalau itu saya kurang paham, untuk peserta PKH datanya berasal dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” imbuhnya.(*)[Abid Bisara]