Jejamo.com, Tanggamus – Gempa dengan magnitudo (M) 4,4 terjadi di Kabupaten Tanggamus. Pusat gempa berada di laut, dengan jarak 25 kilometer tenggara Tanggamus dan kedalaman 1 kilometer. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa terjadi Kamis, 1/7/2021, pukul 10.43 WIB.
Wilayah dirasakan gempa dengan skala MMI III terdapat di Sukoharjo dan Kotaagung. BMKG melalui laman resminya mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi.
Sebelumnya, gempa sudah lebih dulu terjadi sekitar pukul 05.11 WIB. BMKG mencatat pusat gempa berada di laut 11 kilometer barat daya Tanggamus dan terjadi pada kedalaman 5 kilometer.
Titik koordinat gempa berada di 5,56 lintang selatan (LS) dan 104,62 bujur timur (BT). Kekuatan gempa dirasakan bervariasi MMI II hingga MMI III di Tanggamus.
Gempa kekuatan MMI II artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sedangkan MMI III artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Gempa tersebut membuat pegawai Kecamatan dan Puskesmas Pematangsawa Tanggamus berhamburan keluar ruangan.
Amrizal, Kasi Pembangunan Kecamatan Pematangsawa mengatakan, dia dan warga lainnya sudah merasakan 5 kali guncangan. Dua kali terjadi sekitar pukul lima pagi, dua kali pada pukul delapan pagi, dan sekitar pukul 10:45 WIB yang yang guncangannya cukup kencang dan sangat terasa sekali.
“Kami berhamburan keluar ruangan khawatir bangunan ambruk, mengingat struktur bangunan rangka atap sudah sangat menghawatirkan,” jelas Amrizal kepada Jejamo.com.
Sementara, Kasubag TU Puskesmas Pematangsawa Aris Sugiarto mengungkapkan, guncangan gempa sempat membuat para pegawai dan warga panik lalu berhamburan keluar ruangan.
Aris mengatakan di Puskesmas Pematangsawa terdapat satu pasien rawat inap yang akan melahirkan. Pihak puskesmas sudah bersiap membawa pasien keluar ruangan dan menempatkannya di titil aman jika terjadi gempa dengan skala besar terjadi.
“Puskesmas berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai. Jika gempa menimbulkan tsunami, akses pengungsian sangat dekat, karena di samping puskesmas merupakan tanah pegunungan atau dataran tingi,” ungkapnya.(*)[Zairi]