Jejamo.com, Kota Metro – Warga di Kelurahan Margorejo Metro Selatan, Kota Metro, mengeluhkan kuota vaksin yang tersedia tidak dapat memenuhi peserta vaksinasi Covid-19.
Sejumlah warga mengaku, hadir dalam pelaksanaan vaksinasi massal untuk melakukan vaksin tahap dua, tetapi tidak terlayani dengan alasan vaksin habis.
Warga RT 20 dan RT 23, RW 006 Kelurahan Margorejo Metro Selatan mengeluhkan ketersediaan kuota vaksin sebanyak 200 dosis sementara warga yang dipanggil menggunakan pengeras suara untuk divaksin hanya berkisar 50 orang.
“Kuota vaksin untuk Metro Selatan kan kata petugasnya cuma 200 dosis, sementara saya yang daftar dari pagi hari, dan seharusnya dipanggil urutan 50 kalau berdasarkan antrean stor KTP di meja panitia, tapi ternyata tidak dipanggil juga sampai habis vaksinnya. Justru yang dipanggil orang-orang yang baru datang terus nitip KTP ke petugasnya,” keluh Agus salah seorang warga yang ikut vaksinasi, Senin, 12/7/2021.
Agus juga mempersoalkan perihal undangan vaksin untuk masyarakat namun tidak dapat diakomodir oleh petugas. Hal tersebut diduga lantaran kurangnya koordinasi antara petugas pelayanan vaksin dan masyarakat.
“Jadi peserta yang diundang untuk vaksinasi se- Kecamatan Metro Selatan, dan yang hadir adalah warga yang ber-KTP Metro Selatan. Tapi mekanisme pemberian vaksinasi itu yang tidak pas, karena jumlah warga yang datang menyerahkan fotokopi KTP kurang lebih 500 orang. Sedangkan dijawab oleh petugas kuotanya hanya 200 dosis, tanpa menginformasikan dari awal. Jadi orang yang merasa menyerahkan fotokopi KTP di meja pendaftaran kan menunggu dari pagi, dan jam 7 pagi itu sudah ramai,” ungkapnya.
Keluhan serupa juga hadir dari Wahyudianto, ia berharap petugas vaksinasi dapat memperbaiki pelayanannya. Menurutnya, yang lebih penting ialah menciptakan keadilan dalam antrean.
“Jadi di lokasi itu abis manggil tau-tau micnya mati, orang kan pada maju-maju terus. Pas terakhir petugasnya sudah menyampaikan gini, bapak-ibu yang tidak dipanggil berarti kuotanya tidak cukup silakan hadir di lain hari, begitu kata petugasnya. Yang kami lebih kecewa itu karena yang dipanggil itu gak sampai 200 orang, paling 50 nama. Saya saja masuk daftar antrean dari pagi tidak dipanggil-panggil padahal pagi itu belum sampai 50 orang yang datang,” jelasnya.
Selain itu, salah seorang warga yang enggan identitasnya disebutkan menduga adanya campur tangan oknum petugas guna melancarkan warga tertentu untuk divaksin tanpa harus antre.
“Jadi banyak yang baru datang tidak taunya fotokopinya sudah dikondisikan oleh oknum petugas yang berwenang di situlah. Pelayanannya ini yang kami keluhkan, kami harap gugus tugas ke depannya memperbaiki kinerjanya agar layanan ke masyarakat dapat tercapai maksimal, jadi pelayanan vaksinasi ini perlu dievaluasi. Terutama dalam antisipasi kerumunan seperti ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Metro Wahdi menyampaikan, efektivitas vaksin hanya 60 persen. Sisanya tubuh masyarakat yang telah divaksin akan membentuk kekebalannya secara periodik.
“Walaupun masyarakat sudah divaksin tetapi efektivitas vaksin hanya 60 persen, artinya jika 100 orang divaksin hanya 60 persen yang mendapatkan kekebalan, sisanya 40 persen membentuk kekebalan secara periodik. Hal itu tentu masyarakat harus menjalankan vaksin yang kedua,” ucap Wahdi seperti rilis yang dikeluarkan Humas Pemkot Metro.
Wahdi mengajak masyarakat untuk menjaga imun dan meningkatkan daya tahan tubuh serta menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.
“Mari tingkatkan kesehatan dan jaga imunitas. Upayakan tidak terjadi proses transmisi, tetap menggunakan masker dengan cara yang benar, serta menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh,” tandasnya.(*)[Abid Bisara]
