Jejamo.com, Tanggamus – Seiring banyaknya warga yang terkonfirmasi Covid-19, ditambah sulitnya berpergian keluar daerah tanpa sertifikat vaksin, masyarakat berharap Pemkab Tanggamus dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) segera melaksanakan vaksinasi massal.
Menangapi hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tanggamus Bambang Sutejo mengatakan, pemerintah pusat dan daerah menggiatkan penanganan Covid-19 dengan 3 strategi yaitu pertama 3 T (Testing, Tracing, dan Treatment), kemudian kedua 5 M (Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Memakai Masker, Mengurangi Mobilitas, dan Mengurangi Berkumpul, lalu ketiga penguatan vaksinasi kepada masyarakat.
Selain itu juga surveilan puskesmas sudah melakukan tracing warga kontak langsung. Jika ada warga terdeteksi Covid-19 dengan gejala ringan atau sedang maka diminta isolasi mandiri di rumah. Namun, jika bergejala berat dilakukan perawatan di rumah sakit.
Menurut Bambang, Kementerian Kesehatan membagi vaksinasi menjadi 3 tahapan, dimulai dari tenaga kesehatan kemudian petugas pelayanan publik dan masyarakat umum dengan populasi rentan, seperti di wilayah padat penduduk.
Pemerintah daerah akan menyelenggarakan vaksinasi massal dengan mengerahkan anggota TNI-Polri. Meski antusiasme masyarakat untuk divaksin sangat luar biasa, namun pemda masih terkendala kekurang stok vaksin.
“Pemkab Tanggamus dalam waktu dekat akan melakukan vaksinasi untuk masyarakat umum, menunggu distribusi logistik dari kementerian. Pelaksanaannya nanti melalui pekon dengan membagi zonasi puskesmas,” jelasnya kepada Jejamo.com, Selasa, 13/7/2021.
Ditambahkannya, KabupatenTanggamus belum melayani vaksinasi di luar program atau vaksinasi berbayar. Sementara untuk rapid test berbayar Rp250 ribu bagi warga yang hendak bepergian. Namun, rapid test dalam rangka tracing, keperluan tugas, dan anak sekolah tidak dikenakan alias gratis pelayanannya di 13 puskesmas yang ditunjuk dan juga di Dinas Kesehatan.
Sampai hari warga Tanggamus yang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 1.128 orang, 958 selesai isolasi, 133 dalam perawatan, dan sebanyak 37 pasien meningal dunia.(*)[Zairi]