Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Keluarga Pasien Meninggal di Metro Mengaku Ditolak Empat Rumah Sakit

Jenazah Yohanes saat disemayamkan di rumah duka. | Dok.

Jejamo.com, Kota Metro – Yohanes Erlangga (27), warga Kelurahan Hadimulyo Timur, Metro Pusat, Kota Metro menghembuskan nafas terakhirnya usai ditolak di empat rumah sakit di kota tersebut. Rumah sakit penuh dan tidak tersedianya oksigen jadi alasan petugas rumah sakit tidak menerima pasien.

Ponijan, paman almarhum, menuturkan awalnya keponakannya Yohanes dibawa ke RSUD Ahmad Yani guna menjalani perawatan. Tapi miris, justru penolakan yang didapat.

“Pihak rumah sakit bilang, tempat tidur penuh serta oksigen kosong. Bahkan pihak rumah sakit menyampaikan eponakan saya jika mau dirawat agar membawa tempat tidur sendiri dari rumah,” kata Ponijan saat dikonfirmasi media, Kamis, 28/7/2021.

Mendengarkan jawaban tersebut, keluarga Yohanes mencoba membawanya ke Klinik Permata Hati, RS Mardi Waluyo, dan RS Azizah Metro. Namun, jawaban penyelenggara di rumah sakit tersebut sama.

“Semua rumah sakit bilang bahwa ruangan penuh dan stok oksigen juga mengalami kekosongan, sampai akhirnya keponakan saya Yohanes meninggal dunia,” ucapnya.

Ponijan menyayangkan pihak rumah sakit dan pemerintah daerah atas kejadian itu. Rumah sakit seolah melempar tanggung jawab di saat kondisi keponakannya membutuhkan perawatan intensif.

“Pemkot Metro semestinya memperhatikan stok oksigen dan mencari solusi penambahan kamar meski bukan pasien Covid-19, kalau sudah meninggal enggak ada guna lagi pak,” keluhnya.

Dia juga meminta pemkot agar lebih peduli dan menjadikan warga Metro prioritas. Sehingga kejadian malang seperti yang dialami keponakannya tidak terulang lagi kepada yang lain.

Dari penjelasan keluarga, Yohanes memiliki riwayat penyakit paru-paru dan perlu penanganan rawat inap di rumah sakit.

Sebelumnya, pada tanggal 26 Juli 2021 lalu dalam rapat bersama Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin, Plt. Direktur Utama RSUD Ahmad Yani, Hartawan, mengatakan untuk saat ini ketersediaan oksigen sudah mendapat pasokan di tiga lokasi.

“Untuk menyiasati ketersediaan oksigen di Lampung kosong, kami mendapat pasokan oksigen dari PT Pusri di Palembang. Biasanya kami mendapat pasokan dari dua tempat di Lampung yaitu Natar dan Bandar Jaya,” ujarnya.(*)[Abid Bisara]

Populer Minggu Ini