Kamis, November 7, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Memasuki Musim Hujan, Dinas Kesehatan Metro Imbau Warga Waspada Nyamuk Aedes Aegypti

Ilustrasi. | Ist.

Jejamo.com, Kota Metro – Jumlah pasien terkonfirmasi penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Metro mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tercatat sejak Januari hingga November 2021, hanya berjumlah 29 orang.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Metro, Redho Akbar, mengungkapkan kasus DBD di Bumi Sai Wawai pada tahun 2021 jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.

“Jadi, pada tahun 2019 terkonfirmasi 194 kasus DBD, kemudian tahun 2020 menurun menjadi 148 kasus, dan pada 2021 ini angka pemaparan DBD sangat menurun, sejak Januari hingga 5 November tercatat hanya berjumlah 29 kasus,” kata Redho saat dikonfirmasi di kantornya, Selasa, 9/11/2021.

Ada dugaan penyebab penurunan angka ini karena warga yang terjangkit DBD tidak berani periksa ke puskesmas atau rumah sakit.

“Harus diwaspadai, ada kemungkinan warga tidak melapor ke puskesmas karena takut divonis positif Covid-19. Tapi, tim kami sudah melakukan monitoring dan laporannya memang tidak ditemukan kasus yang terjadi,” kata Redho

Meski demikian, lanjutnya, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk waspada, terlebih saat ini curah hujan semakin tinggi dan intensitasnya bertambah.

Menurutnya, Dinas Kesehatan telah secara masif melakukan serangkaian upaya-upaya pencegahan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

“Kami sudah sediakan fogging. Sudah ada. Pelaksanaannya dari puskesmas, terlebih jika ada kasus, maka puskesmas akan lakukan fogging secara intensif di wilayahnya masing-masing. Kemudian, kader-kader Jumantik di tiap kelurahan itu sudah ada dan berjalan juga. Bubuk abate juga sudah tersedia. Bahkan, yang terbaru itu ada abate yang tablet, sifatnya effervescent, akan mudah larut. Satu tablet itu bisa untuk 20 liter air,” jelasnya.

Kepada masyarakat, dia mengingatkan untuk tetap waspada, jalani pola hidup bersih dan sehat, karena DBD gejalanya menyerupai gejala penyakit lain, jadi diperlukan ketelitian dalam penanganannya. “Jangan sampai terlambat. Biasanya keterlambatan penanganan itu risikonya bisa menyebabkan kematian,” ujar Redho.(*)[Abid Bisara]

Populer Minggu Ini