Jejamo.com, Tanggamus – Muli (gadis) dan mekhanai (bujang) Marga Buay Takkhugak ikut serta mendukung acara Nayuh Agung. Para gadis mengenakan sarung tapis dan baju lengan panjang sementara para bujang memakai kopiah dan minjung. Mereka bergotong-royong membersihkan lingkungan gedung marga serta jalan menuju kali atau way balak yang akan dilalui khatu atau ratu saat prosesi daduwai.
Hazairin Gelar Batin Perwira Marga mengatakan, bersih-bersih tersebut merupakan salah satu rangkaian prosesi adat yang akan dilaksanakan menjelang perhelatan Nayuh Agung. Hal itu yang mendasari muli mekhanai Marga Buay Takkhugak bergotong royong.
“Jalan tersebut yang nantinya akan dilalui khatu dan dayang-dayangnya melaksanakan daduwai atau ritual bulangikh. Sebagai upaya penyucian khatu marga, sebelum nantinya dinobatkan menjadi Ratu Marga Buay Takkhugak,” jelasnya kepada Jejamo.com, Sabtu, 20/11/2021.
Menurut dia, kegiatan gotong royong tersebut merupakan warisan turun temurun yang dilaksanakan setiap menjelang perhelatan Nayuh Agung Marga. Kegiatan itu juga sebagai bentuk loyalitas para penyimbang suku dan penyimbang pengawa kepada pangeran marga dengan mengerahkan muli mekhanai mereka.
Robin Sandi, kepala mekhanai asal Pekon Banjarmanis, Kecamatan Gisting, mengatakan, selain sebagai bentuk loyalitas mereka kepada penyimbang adat marga, kegiatan gotong-royong tersebut juga merupakan ajang silaturahmi antara muli mekhanai di lingkup adat Marga Buay Takkhugak.
Harapannya kekompakan mereka dalam tatanan adat makin erat dan terjaga. Momen tersebut juga menjadi ajang untuk ajang menambah dan mempererat perkenalan sesama muli mekhanai dari enam pekon yang ada dalam lingkup adat Marga Buay Takkhugak, yang berpusat di Kebandakhan Pekon Menggala.
“Tidak tertutup kemungkinan dari kegiatan tersebut, baik muli atau pun mekhanai bisa menemukan jodoh di tempat ini,” candanya.(*)[Zairi]
