Jejamo.com, Kota Metro – Ada dugaan mark up nilai anggaran hibah alat keterampilan usaha Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro. Dugaan itu mencuat usai beberapa peserta pelatihan menyampaikan keluhan mereka.
Bahkan, dari potongan percakapan grup WhatsApp yang diterima Jejamo.com, para peserta diminta untuk memberikan keterangan kepada pihak Inspektorat bahwa telah menerima alat keterampilan usaha yang justru tidak mereka terima.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui Disnakertrans membuka program pendidikan dan pelatihan keterampilan usaha pada 28 Januari 2021.
Program tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membantu masyarakat membuat usaha mandiri di rumah, demi meningkatkan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19.
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan di antaranya pelatihan pembuatan aneka kue, sevis sepeda motor, barista atau peracik kopi, pangkas rambut, dan baby treatment and spa atau perawatan bayi.
Namun, usai pelatihan peserta kelompok pangkas rambut mempertanyakan bantuan hibah alat kerja yang dijanjikan. Mereka menilai tidak sesuai dengan apa yang diterima.
“Kami anggota program pelatihan keterampilan usaha dari Disnakertrans Kota Metro mengikuti pelatihan pangkas rambut. Usai pelatihan, kalau tidak salah 27 April sampai 3 Mei 2021, akan diberikan hibah perlengkapan pangkas rambut yang terdiri dari barber shop set, cermin datar, pisau cukur, sisir, kuas, botol semprot, handuk dan gunting. Namun, yang kami terima hanya mesin cukur, celemek, sama gunting satu biji,” ujar salah seorang peserta pelatihan.
Dia mengatakan bahwa pihak pelaksana, Windy yang saat ini di Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kota Metro, meminta para peserta pelatihan untuk memberikan penyataan bahwa hibah sudah tersalurkan semua.
“Kami diperintahkan oleh Bu Windy untuk memberikan laporan bila Inspektorat bertanya atau memeriksa, alat hibah sudah tersalurkan, padahal kenyataannya yang kami terima tidak lengkap,” ucapnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Jejamo.com melalui sambungan telepon, Windy selaku bagian dari pelaksana teknis program tersebut mengakui tidak menyalurkan sebagian alat hibah kepada peserta pelatihan atas perintah Kabid Ketenagakerjaan Kota Metro yang saat itu dijabat Aprizal.
“Iya kami paham, kenapa bapak telepon kami? Nanti apa yang belum diterima pihak kelompok akan segera kami lengkapi dan berikan. Untuk waktunya kami belum tahu, silakan tanya sama Pak Aprizal Kabid Ketenagakerjaan Kota Metro yang dulu,” kata Windy kepada Jejamo.com, Rabu, 1/12/2021.
Sementara mantan Kabid Ketenagakerjaan Kota Metro Aprizal, yang kini menjabat di Bidang Aset BPKAD Kota Metro, enggan memberikan komentar terkait kenapa alat hibah pelatihan usaha tidak diberikan sepenuhnya.
“Saya pulang dulu mau makan siang, nanti saya kabarin lagi,” singkatnya. Berselang beberapa waktu, melalui pesan WhatsApp Aprizal mengatakan peralatan hibah sudah disalurkan semua kepada kelompok peserta.
“Semua didistribusikan ke peserta, tadi saya sudah konfirmasi ke pelaksananya,” ujarnya.(*)[Abid Bisara]