Jejamo.com, Pringsewu – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu, Senin malam, 24/1/2022, membuat jembatan gantung penghubung dua pekon, Sumur Bandung dan Madaraya, ambrol. Akibatnya akses masyarakat setempat terganggu.
Jembatan tersebut merupakan akses utama warga dalam membawa hasil bumi, serta akses bagi para pelajar menuju sekolah.
“Hujan deras turun seusai azan magrib. Setelah waktu isya, sekitar pukul 20:00 WIB, warga berkumpul di jembatan untuk memastikan tidak ada batang pohon yang tersangkut, setelah surut warga kembali pulang,” ucap Imron, warga setempat, kepada Jejamo.com, Selasa, 25/1/2022.
Tidak berselang lama, hujan kembali turun deras dan membuat debit air sungai naik hingga ke jembatan dengan membawa serta sampah dan batang kayu besar.
“Setelah warga pulang, hujan lagi. Saat itu warga sudah tidur, tidak ada yang mengawasi jembatan, setelah pagi hari jembatan sudah rusak parah, diduga terbawa material sampah dan kayu yang tersangkut, ditambah lagi pondasi jembatan juga ambrol. Jembatan ini merupakan akses utama warga di dua pekon membawa hasil bumi dan anak-anak sekolah. Kami berharap pemerintah segera memperbaikinya,” ujar Imron.
Sementara itu, Kepala Pekon Madaraya, Haryadi, mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak terkait agar segera jembatan tersebut diprioritaskan untuk diperbaiki.
“Upaya kami pihak Pekon Madaraya, telah berkoordinasi dan mengundang Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pringsewu untuk melihat kondisi jembatan gantung yang rusak akibat meluapnya debit air sungai dan segera melakukan perbaikan. Mengingat jembatan tersebut merupakan akses utama para petani membawa hasil bumi dan murid pergi ke sekolah. Akibat jembatan rusak, masyarakat di dua desa kini menyebrang menggunakan rakit seadanya yang mengancam keselamatan warga,” tandasnya.(*)