Jejamo.com, Kota Metro – Salah seorang warga di Metro dikabarkan meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Kabar tersebut dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro Erla Adrianti saat dikonfirmasi awak media.
“Ada satu orang yang meninggal di Metro Selatan, usia 23 tahun. Di kecamatan itu memang salah satu penyumbang tertinggi kasus demam berdarah, hingga Selasa kemarin, sepanjang Januari 2022, terdapat 57 kasus positif,” kata Erla Adrianti.
Erla menyebut, penyakit akibat nyamuk Aedes aegypti ini cukup berbahaya dan meminta masyarakat tidak menunda-nunda bila ada gejala.
“DBD ini sangat bahaya. Jika terjadi keterlambatan maka nyawa taruhannya. Oleh karena itu, masyarakat jangan terlambat untuk berobat. Jangan menunda-nunda lagi, apalagi sekarang ini sudah dibiayai penuh oleh BPJS dan cukup bawa KTP sudah dilayani. Jangan takut biaya lagi,” ucap Erla seraya menambahkan perkiraan puncak tertinggi kasus DBD diperkirakan terjadi di Februari.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Metro Qomaru Zaman meminta Dinas Kesehatan cepat bertindak.
“Wabah DBD ini ada di setiap daerah. Maka dari itu, pemerintah melalui Dinas Kesehatan dan perangkat kecamatan hingga tingkat RT harus segera melakukan penanganan. Seluruh pihak, kita semua juga harus membuat kota ini bersih agar tidak terjadi lagi kejadian serupa,” ujar Qomaru usai kegiatan musrembang di Kelurahan Margorejo, Kecamatan Metro Selatan, Rabu, 26/1/2022.
Qomaru berjanji akan akan melakukan penekanan dan evaluasi terhadap pihak yang lambat dalam penanganan kasus demam berdarah, terutama Dinas Kesehatan.
“Jadi seluruh pegawai Dinas Kesehatan Kota Metro agar melayani masyarakat, khusus terkait demam berdarah, jadi tidak ada lagi yang bilang bukan bidangnya, selagi masih di Dinas Kesehatan. Masyarakat juga harus bisa bekerja sama dengan pemerintah, bila ada gejala yang mengarah ke demam berdarah, segera melapor agar cepat tertangani,” tandasnya.(*)[Abid Bisara]
