Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Kisah Sukses Pendiri Donat Lumer di Metro

Gerai Donat Lumer yang mengambil tagline “Oleh-Oleh Khas Kota Metro”. | Anggi/Jejamo.com

Jejamo.com, Kota Metro – Donat merupakan sebuah penganan yang lazim ditemukan hampir di setiap daerah di Indonesia. Dibuat dengan cara digoreng, komposisi bahan membuat donat terbilang sederhana, yakni adonan tepung terigu, gula pasir, kuning telur, ragi roti dan mentega. Umumnya, donat berbentuk bulat seperti cincin, ada lubang di tengahnya dan biasanya disajikan dengan bertabur meses atau bubuk gula.

Di Kota Metro, terdapat sebuah brand produk jajanan lokal yang menyajikan donat dalam kemasan elegan, tampilan kekinian, cita rasa yang beragam, dan tentunya dibanderol dengan harga cukup ekonomis; Donat Lumer.

Pemilik jenis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Donat Lumer, Ega AB (37), mengisahkan perjuangannya dalam meniti bisnis kuliner yang digelutinya sejak pertengahan Desember 2017 tersebut.

“Awalnya saya dagang donat itu dengan menyewa halaman toko orang. Pertama kali buka di Jalan Ahmad Yani, depan PB Swalayan 15A Metro. Alhamdulillah, dari pertama buka dapat diterima oleh masyarakat karena bisa dibilang ini pelopor jajanan donat dengan konsep boleh pilih topping sesukanya,” kata Ega saat ditemui Jejamo.com di salah satu tokonya yang terletak di Jalan Imam Bonjol 22, Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat.

Ega menilai donat sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, lintas generasi. Usia tua, muda, atau pun anak-anak. Baik dari golongan perekonomian menengah ke atas, sedang, maupun menegah ke bawah. Dia sendiri kerap menjadikan donat sebagai menu sarapan pagi atau camilan saat berkumpul dengan keluarga.

Pria kelahiran Kota Kudus, Jawa Tengah yang tinggal menetap di Desa Untoro, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah itu terbilang cukup sukses dengan bisnis kuliner bertajuk oleh-oleh khas Metro itu. Bahkan, saat ini dia telah membuka 5 gerai yang khusus menjual donat, serta 2 toko khusus lainnya yang menjual produk minuman dingin hasil inovasinya.

“Sekarang toko saya ada 7 totalnya. Semuanya masih menyewa. Dari 7 toko itu, 5 terletak di Kota Metro dan 2 lainnya terletak di Lampung Timur. Ciri khas Donat Lumer dibanding donat lainnya, pembeli di sini bebas untuk pilih rasa dan varian topping suka-suka. Alhamdulillah, sejauh ini, untuk kualitas rasa, tekstur atau menyangkut tentang donat, pastinya kami sangat berupaya, ada quality control setiap harinya. Jadi, siap menjamin mutu donat yang lembut dan bisa bertahan sampai 2 hari sejak dibeli,” jelasnya.

Diakuinya, masa pandemi Covid-19 merupakan saat-saat tersulit yang dialami selama berusaha di bidang kuliner tersebut. Omzet penjualan donat yang menurun hingga 70 persen, membuatnya harus memutar otak, mencari solusi untuk memperjuangkan usahanya. Hingga pada akhirnya, sebuah inovasi dituangkannya secara all out, melahirkan produk minuman berlabel “Ngehits Drink”. Dari 2 outlet yang khusus menjual minuman dingin itulah, akhirnya bisnisnya bisa bertahan dan semakin memantapkan pondasi usaha.

“Semua usaha di masa pandemi mungkin terdampak. Donat Lumer bahkan nyaris bangkrut. Berkat penjualan Ngehits Drink itulah kami bisa bertahan dan sampai saat ini maju kembali secara bertahap. Alhamdulillah,” ungkapnya.

Dimulai dari dana pribadi, Ega berusaha mandiri dan tidak pernah berniat untuk mengajukan pinjaman atau mencari bantuan ke pihak mana pun. Dia bersikeras dengan prinsip kemandirian dan konsisten dengan kedisiplinan, upaya, tekad dan keyakinannya.

Kini, perekonomian Ega terbilang telah berkecukupan. Dengan akumulasi penghasilan dari berdagang, dia berhasil meraup omzet hingga puluhan juta rupiah. Meski begitu, Ega berharap, ke depan, usahanya tersebut dapat terus eksis dan dia berniat untuk memperbanyak cabang, bahkan di luar wilayah Bumi Sai Wawai.(*)[Anggi]

Populer Minggu Ini