Senin, Desember 16, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Panen Raya Padi di Metro, Sumarsono Kritik Program Kartu Petani Berjaya

Sumarsono. | Anggi/Jejamo.com

Jejamo.com, Kota Metro – Ketua Kelompok Tani Mari Sejahterakan Petani (MSP), Sumarsono, begitu emosi menanggapi program Kartu Pertani Berjaya yang ia nilai tidak menyelesaikan masalah petani di Lampung. Program tersebut, imbuh Sumarsono, hanya klaim dan slogan saja.

“Kartu Petani Berjaya apa itu, berjaya berjaya apa! Saya bukan kelompok mereka, diurus rakyat ini, jangan cuma klaim-klaim aja, diurus yang bener rakyat ini, berjaya apa. Coba lihat saluran tersier petani, lihat lumpurnya, itu tugas mereka. Memang saya tidak punya kapasitas ngomong di Metro, tapi masalah itu sama hal yang terjadi di Lampung Tengah. Lihat semua tersier itu, sedimennya, itu tugas pemerintah provinsi, balai besar yang slogannya petani berjaya, apa itu, berjaya apa,” ujarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Sumarsono, yang juga wakil rakyat di DPRD Lampung Tengah, saat hadir dalam panen raya padi Kelompok Tani MSP di Pendopo Petani Kota Metro, Jalan Kanguru Hadimulyo Timur, Sabtu, 19/3/2022.

Pada panen raya tersebut, terungkap keluhan petani terhadap program Kartu Petani Berjaya yang digulirkan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Seperti belum tersalurkannya Kartu Petani Berjaya sebanyak 1.525. Selain itu, ketersediaan pupuk bersubsidi bagi para petani di Kota Metro juga masih menjadi keluhan.

“Untuk kuota Kartu Petani Berjaya di Kota Metro terdapat 5.225 dan sudah tersalurkan 3.700, sisanya ditargetkan tersalurkan di tahun 2022 ini,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Metro Heri Wiratno kepada Jejamo.com.

Heri juga meminta agar para petani tidak khawatir dengan kelangkaan pupuk bersubsidi. Seperti yang disampaikan Ketua Komisi VI DPR RI Sudin, imbuh Heri, stok pupuk bersubsidi dipastikan aman.

“Seperti yang disampaikan Pak Sudin tadi, petani tidak perlu khawatir terkait pupuk, karena dapat dimanfaatkan dari teknologi saat ini, dengan pupuk organik dan mikro yang dikembangkan para penyuluh dan para petani, serta unit-unit pengolahan pupuk yang dijanjikan Pak Sudin tadi,” jelasnya.

Lalu, terkait kendala belum tersalurkan Kartu Petani Berjaya, hal yang itu terjadi karena masih tertahan di Bank BRI. “Ini karena para petani belum memiliki rekening, selain itu juga terdapat 102 orang yang datanya tidak dapat diproses akibat terdapat nomor induk kependudukan (NIK) ganda, maksudnya sudah terdaftar di kabupaten lain,” kata Heri.(*)[Anggi]

Populer Minggu Ini