Jejamo.com, Kota Metro – Seorang bocah yang masih berumur 8 tahun, DAY, tewas tenggelam di wahana air Taman Edukasi Kota Metro, Minggu, 27/3/2022. Warga Hadimulyo Timur, Metro Pusat itu diduga meninggal dunia lantaran telat mendapat pertolongan. Peristiwa ini membuat standar operasional prosedur (SOP) Taman Edukasi Kota Metro dipertanyakan, terutama tidak adanya lifeguard bersertifikat di wahana air yang menjadi tempat bermain anak-anak.
Saat dikonfirmasi Jejamo.com, Rohman Jaya pengelolaan Taman Edukasi Kota Metro membenarkan kejadian tenggelamnya siswa sekolah dasar di lokasi tersebut.
“Kalau waktu kejadian saya tidak tau, karena pas kejadian saya langsung nganterin korban ke rumah sakit. Pengunjung sudah kami imbau untuk berenang di tempat khusus anak. Waktu tenggelam yang evakuasi pertama pengunjung lain, setelah itu baru kami datang ikut membantu memberikan pertolongan. Untuk pengawasan kolam renang kami ada lima penjaga, dua di ujung kolam yang dalam, satu patroli, dan sisanya jaga di pintu masuk,” jelas Rohman.
Sementara itu, Fitra, penanggung jawab Taman Edukasi Kota Metro menyampaikan, pihaknya belum memiliki lifeguard atau ahli keselamatan air. Sementara tim pengawas kolam renang yang dimiliki, tidak mempunyai sertifikasi renang.
“Lifeguard sebagai ahli keselamatan air kami tidak punya, pengawas kolam renang kami juga tidak punya sertifikat renang, asuransi bagi pengunjung juga kami tidak punya. Tapi pengawas kolam renang kami bisa berenang dan kami juga sudah berusaha melakukan penyelamatan kepada korban,” ucapnya.
Di kesempatan itu juga, Mimi (44) salah seorang pengunjung Taman Edukasi Kota Metro menyangkal adanya pengawas yang aktif memantau para pengunjung saat berenang. “Namanya anak-anak ya bagaimana kalau berenang. Kalau pengawasan dari pihak pengelola enggak pernah ada, saat kejadian (korban DAY tenggelam) juga pengawas kolam renang tidak ada. Tapi setelah kejadian tadi, baru ada yang mengawasi anak-anak berenang,” ujarnya.(*)[Anggi]