Rabu, Desember 18, 2024

Top Hari Ini

Terkini

SMK SMTI Bandar Lampung Target Lebih Banyak Lulusan Diserap Industri di Jepang

Kepala SMK SMTI Bandar Lampung Farid Hardiana. | Dokumentasi

Jejamo.com, Bandar Lampung – SMK SMTI Bandar Lampung terus berusaha meningkatkan lulusan yang terserap lapangan kerja. Setelah dua tahun masa pandemi covid-19, sekolah yang bernaung di bawah Kementerian Perindustrian ini menargetkan lebih dari 90 persen lulusan terserap dunia kerja.

Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK SMTI Bandar Lampung Eko Erwanto, mewakili Kepala Sekolah Farid Hardiana, mengatakan, sekolah makin meningkatkan komitmennya untuk menambah jumlah lulusan yang langsung bekerja pascalulus. Beberapa perusahaan yang bernaung dalam penanaman modal asing (PMA) Jepang menjadi salah satu yang dibidik.

Sejauh ini, ujar Eko, banyak alumni SMK SMTI yang sudah bekerja di banyak perusahaan Jepang. Bahkan ada lulusan tahun 2013 yang masih bekerja di Mitsubishi di Jepang.

Eko bercerita, pihaknya sudah bekerja sama dengan Indo Japan yang memiliki kontrak kerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja. Dalam skema kerja sama antarnegara, Indo Japan ditunjuk sebagai pihak yang melakukan seleksi dan pelatihan kepada calon tenaga kerja untuk penempatan di beberapa perusahaan milik Jepang.

Eko menuturkan, ada banyak tes yang mesti diikuti calon pekerja. Misalnya prates, tes fisik, mental, dan sebagainya. Sejauh ini lulusan SMK SMTI Bandar Lampung mampu menunjukkan hasil yang memuaskan.

Eko mencotohkan, ada banyak lulusan sekolahnya di perusahaan Jepang di Cilegon, Banten, dan sekitarnya. Misalnya di PT Nippon Shokubai Indonesia. Perushaaan ini adalah adalah PMA Jepang, berlokasi di Kawasan Industri Pancapuri, Jalan Raya Anyer Km 122, Cilegon, Banten.

Ini adalah perusahaan petrokimia yang memproduksi acrylic acid, acrylic ester dan super absorbent polymer. PT. Nippon Shokubai Indonesia merupakan anak perusahaan Nippon Shokubai CO. Ltd. Japan yang memiliki anak perusahaan di beberapa negara (Nippon Shokubai Group).

Eko mengatakan, karena kemampuan matematika dan khususnya kimia lulusannya bagus, mereka bisa bekerja dengan baik di sini. Bahkan, lazimnya perusahaan Jepang, mereka memberikan kesempatan kepada pekerjanya untuk mengikuti lagi seleksi agar bisa bekerja langsung di Jepang.

Farid Hardiana menambahkan, kebutuhan tenaga kerja di jepang cukup besar mencapai 4,5 juta. Sejauh ini, Indonesia adalah negara ke-11 yang paling banyak mengirim tenaga kerja ke sana. Jepang sangat membutuhkan tenaga kerja dari luar. Diperkirakan beberapa tahun mendatang mereka akan membutuhkan lebih banyak pekerja.

Di negara itu, usia kerja mencapai 100 tahun. Ini disebabkan penduduk Jepang tidak mengalami penambahan yang signifikan disebabkan keengganan warga untuk menikah dan mempunyai keturunan.

“Mereka senang jika ada tenaga kerja asal Indonesia yang cakap,” kata dia.

Farid ingin, SMK SMTI Bandar Lampung memberikan dampak signifikan untuk penerimaan tenaga kerja di Negeri Matahari Terbit itu. Ia menyarankan lulusannya mengambil peluang itu. Apalagi ada Indo Japan sebagai lembaga resmi yang akan melakukan rekrutmen. Pelatihan, dan penempatan tenaga kerja.

Eko Erwanto menambahkan, lulusan SMK SMTI didorong mengambil peluang kerja ini. Sebab, meskipun ada biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pelatihan selama setahun, bisa dicicil. Biaya itu dihitung sebagai investasi untuk calon pekerja.

Eko berujar, mereka yang bekerja di perusahaan Jepang baik yang di Indonesia maupun di Jepang, mempunyai peluang hidup lebih baik. Sebab, pendapatan yang mereka terima cukup besar.

Bahkan, jika usai bekerja di Jepang, mereka bisa mengumulkan ratusan juta untuk membuka usaha sendiri di Indonesia.

Dalam konteks inilah, alumni yang bekerja ini memiliki komunitas alumni yang dikenal dengan nama Ikapeksi.

Eko berkata, mereka yang sudah selesai kontrak dan mendapat tabungan gaji yang besar, akan dilatih pengembangan usaha. Mereka bisa membuka usaha dan didampingi sampai berhasil.

Namun, kata dia, ada pula yang cukup lama bekerja di Jepang karena selalu mendapatkan perpanjangan kontrak.

Eko menjelaskan, tak hanya perusahaan berbasis Jepang yang meminati tenaga kerja lulusan SMK SMTI Bandar Lampung. Ada banyak industri  garmen di Jawa yang juga bisa ditembus lulusan.

Eko mengatakan, ia baru saja mengantarkan lima orang lulusan ke sebuah perusahaan garmen di Jawa Tengah. Mereka diterima di sana sebagai tenaga quality control.

“Mereka yang diterima bekerja di luar pasti kami antar. Ini adalahg bentuk layanan kami kepada lulusan dan orang tua. Sehingga kami mempunyai tanggung jawab mengantarkan mereka ke tempat bekerjanya,” ujar Eko.

Untuk rumah sakit dan hotel, Farid Hardiana menjelaskan, juga terbuka peluang untuk lulusan SMK SMTI Bandar Lampung. Sebab, hotel dan rumah sakit membutuhkan tenaga kerja ahli yang menangani limbah. Lulusan SMK SMTI Bandar Lampung juga dibekali dengan kemampuan itu. Dengan demikian, ada kans juga menyerap tenaga kerja dari SMTI dalam hal pengelolaan limbah.

Apalagi untuk industri berbasis kimia yang misalnya meprioduksi sarung tangan karet. Farid mengatakan, di sekolahnya ada teaching factory yang skalanya industri menengah dengan kapasitas produksi yang besar. Adanya teaching factory sangat membantu keahlian siswa untuk mengerjakan aktivitas produksi sebagaimana di perusahaan besar. []

Populer Minggu Ini