Kamis, November 7, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Trotoar Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Kepsek TK PGRI Metro Harap Pemkot Turun Tangan

Kondisi trotoar yang rusak ditambal seadanya di depan TK PGRI Kota Metro. | Dok.

Jejamo.com, Kota Metro – Memasuki tahun ajaran baru, semangat dan antusias para tenaga pendidik dan peserta didik di Kota Metro kian terasa. Kondisi yang berbanding lurus dengan jumlah guru dan siswa yang makin bertambah di kota bervisi Kota Pendidikan tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun Jejamo.com dari laman https://dapo.kemdikbud.go.id/guru/2/126100 yang diakses pada 1 Agustus 2022, diketahui jumlah tenaga pengajar di Kota Metro sebanyak 2.523 orang dan siswa sebanyak 26.220 orang.

Sayangnya kondisi tersebut tak diimbangi dengan kelayakan fasilitas, utamanya soal infrastruktur, seperti tampak di lingkungan zona pendidikan Kota Metro yang terletak di Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur.

Di kawasan pendidikan tersebut terdapat fenomena kerusakan infrastruktur trotoar yang pada dasarnya merupakan sarana vital bagi para pelajar untuk dapat berjalan kaki menuju tempatnya menimba ilmu. Kerusakan itu tepat di depan Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) PGRI Kota Metro.

Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah TK PGRI Sumaryati mengaku telah berkali-kali berusaha berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, tapi upayanya tak kunjung membuahkan hasil.

“Coba mas, TK PGRI itu diliput, saya sudah berusaha berkoordinasi, dua kali ke PU mengantarkan surat, ke Pak Camat juga sudah dan ke Pak Lurah sudah,” ungkapnya kepada Jejamo.com sembari menunjukkan foto trotoar yang rusak parah di depan sekolah tersebut, Senin, 1/8/2022.

“Pernah, dari kecamatan, Pak Camat bersama stafnya berusaha membereskan trotoar itu, sampai diikat-ikat pakai tali rafia di sekitar lubang yang menganga di trotoar yang rusak itu,” sambungnya.

Mengingat musim tahun ajaran baru telah dimulai, guna mengantisipasi bahaya dari kerusakan infrastruktur trotoar di depan TK tersebut, pihaknya telah menutupi lubang di trotoar menggunakan beberapa keping papan kayu yang disusun.

“Akhirnya kami berusaha mencari potongan-potongan kayu ke tukang sawmill. Kami pakai ubin juga, kami buat, kami susun-susun, kemudian ditaruh pot bunga di atasnya dan tulisan ‘area berbahaya’. Karena memang benar-benar berbahaya,” jelasnya.

Dia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Metro segera turun tangan untuk dapat menyerap aspirasinya dan segera melakukan perbaikan.

“Semoga bisa segera terealisasi, saya sangat menantikannya. Supaya anak-anak sekolah merasa nyaman, aman, dan tidak ada lagi merasa was-was,” tandasnya.(*)[Anggi]

Populer Minggu Ini