Jejamo.com, Kota Metro – Sejumlah personel Polsek Metro Timur memperbaiki kondisi gundukan pengurang kecepatan atau speed bump yang terpasang di Jalan Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Pasalnya, keberadaan speed bump alias polisi tidur sebanyak 3 titik di jalan tersebut mendapat sorotan sejumlah masyarakat, hingga menuai pro dan kontra.
Berdasarkan hasil testimoni yang dilakukan Polsek Metro Timur di lingkungan setempat, diketahui mayoritas warga mendukung pemasangan polisi tidur karena dinilai efektif mengurangi aksi kebut-kebutan hingga balap liar di malam hari.
“Warga yang protes itu sebenarnya karena ada besi pengait speed bump yang mencuat keluar di permukaan jalan, itu saja. Tapi gak sedikit juga kok masyarakat yang justru mendukung pemasangannya. Karena memang tujuannya meminimalisir kecelakaan lalu lintas dan mencegah aksi balap liar,” kata Kanit Binmas Polsek Metro Timur, Aipda Iwan Kurniawan saat dikonfirmasi di tempat pemasangan speed bump, Senin, 13/2/2023.
Sementara itu, mengenai besi pengait yang mencuat ke permukaan jalan, aparat Polsek Metro Timur telah menindaklanjuti dengan mencabut besi-besi pasak itu.
“Iya. Jadi besi itu kan dipasang untuk memperkuat speed bump agar tidak bergeser dari posisinya. Tapi karena mungkin kurang kuat waktu memasang, makanya pada mencuat. Nah, supaya itu tidak membahayakan maka besi-besi itu kita cabut lagi,” ungkapnya.
Terpisah, salah seorang warga setempat, Sri Hartatik (29) mendukung pemasangan speed bump oleh kepolisian. Arus kendaraan yang ramai dan kerap berkecepatan tinggi membuatnya was-was saat melintas, takut menjadi korban kecelakaan.
“Kalau pagi dan jam pulang kantor, jalanan di sini luar biasa ramai sekali. Saya sih mendukung polisi tidur itu dipasang, soalnya saya khawatir kalau-kalau tabrakan, karena banyak anak-anak remaja itu kalau naik motor kan suka kebut-kebutan, sebab jalannya memang luas, lurus dan tidak rusak. Ngeri,” katanya.
Senada dengan Sri, seorang satpam IAIN Metro, Janu Bimantara juga mengaku terbantu dengan adanya speed bump di area sekitar tempatnya berdinas. Menurutnya, hal itu dapat dirasa saat dia membantu pengaturan lalu lintas kendaraan di area jalan tersebut.
“Dari arah simpang kampus itu kalau sudah sampai depan kantor kecamatan, kendaraan suka ngebut. Semenjak ada polisi tidur ini, kendaraan jadi ngurangi kecepatan. Nah, itu jadi lebih gampang ngatur lalinnya. Dari arah 38 itu sama aja. Suka ngebut-ngebut,” ujarnya.
“Soalnya kasihan. Sering lo orang serempetan di jalan sini. Ya itu, karena memang banyak yang kebut-kebutan,” lanjutnya.
Janu yang juga bertugas melakukan penjagaan kampus di malam hari, mengaku kerap menyaksikan aksi balap liar yang sering dilakukan puluhan remaja di jalan raya tersebut.
“Balap liar mah, walah ya sering. Hampir setiap malam Minggu. Tapi memang, biasanya anak-anak itu balapannya di atas jam 1 malam. Pernah jam 3 pagi baru mulai balapan. Entah juga, entah anak-anak dari mana itu,” tandasnya.(*)[Anggi]