Jejamo.com, Kota Metro – Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat segera melakukan pendataan sarana dan prasarana (sarpras) rusak di setiap sekolah. Soal bangku sekolah yang tidak layak pakai, dianggapnya bertolak belakang dengan visi Metro sebagai Kota Pendidikan.
“Pemkot tidak ingin hal semacam ini menjadi kontras untuk Metro sebagai Kota Pendidikan. Metro sebagai Kota Pendidikan ya harus memperlihatkan betul perlindungan terhadap pendidikan, saya kira gitu ya,” ucap Wahdi saat diwawancarai usai menghadiri rangkaian seremonial peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Selasa, 2/5/2023.
“Makanya saya minta juga sama Kepala Disdikbud tadi, untuk tolong supaya didata itu semua, mulai dari SD atau SMP. Kita lihat dulu nanti dari datanya ya, by datalah. Saya sudah sampaikan tadi,” lanjutnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan soal pemenuhan hak dasar bagi peserta didik dan keterkaitannya dengan visi Metro sebagai Kota Pendidikan.
“Jadi intinya pemenuhan hak dasar dulu, untuk sekolah 12 tahun. Barometer Kota Pendidikan tentu capaian kita tertinggi dalam harapan lama sekolah, kemudian rata-rata lama sekolah, itu salah satu barometer juga. Jadi, tidak dinilai dari jumlahnya saja, kita di sini, sekarang setiap anak mempunyai kesempatan untuk sekolah rata-rata sampai usia 14-15 tahun,” tukasnya.
Mengenai sarpras rusak di sekolah, dalam hal ini bangku sekolah yang tidak layak pakai di SD Negeri 2 Metro Timur, pada pertengahan Maret 2023 lalu anggota Komisi I DPRD Kota Metro, Abdulhak menyebut kondisi itu telah terjadi beberapa tahun terakhir.
.
“Kita menyatakan diri sebagai Kota Pendidikan, tapi nggak ada ikonnya. Apa sih sebenarnya yang dilihat orang? Katanya kita Kota Pendidikan, tapi ada sekolah yang tidak mempunyai kursi. Nah, ini kan jadi kurang baik, gitu,” kata Abdulhak saat dikonfirmasi Jejamo.com melalui pesan WhatsApp.
Politisi Partai Nasdem itu juga mempertanyakan predikat terbaik peringkat satu Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disandang Kota Metro yang dinilainya tidak related dengan kondisi kekurangan sarana dan prasarana yang terjadi di lapangan.
Sebelumnya Kota Metro berhasil meraih predikat terbaik peringkat satu, SPM Katagori Kota se-Indonesia Tri Wulan ke-4 tahun 2022, bidang urusan tertinggi dalam pengisian pendidikan dengan persentase 98,27 persen pada Februari 2023 lalu.
Mengingat capaian tersebut, Abdulhak menyayangkan fakta bahwa masih terdapat sekolah yang kekurangan bangku layak pakai, di era kurikulum merdeka belajar yang dicanangkan Kemendikbud seperti saat ini. Dia juga mendorong Disdikbud setempat untuk serius mengevaluasi program-program di aspek pendidikan. Bukan seolah berpuas diri dengan capaian yang telah diraih.
“Katanya SPM kita nomor satu se-Indonesia, tapi infrastruktur pendidikannya saja kok sudah tidak benar,” ujarnya.
“Ya kalau para orang tua murid itu lebih tertarik menyekolahkan anaknya di sekolah swasta, itu artinya daya tarik terhadap SMP Negeri kita rendah. Jadi, saya kira ini kan perlu diuji juga. Kalau SMP Negerinya memang sebaik itu, tentu peminat ke swasta rendah. Lah ini malah sebaliknya. Hal ini perlu juga mendapat perhatian,” tandasnya.(*) (Anggi)