Jejamo.com, Kota Metro – Jalan yang menjadi jalur alternatif Kota Metro menuju Kota Bandar Lampung kondisinya semakin memprihatinkan. Akses tersebut meliputi tiga ruas jalan provinsi yakni Jalan Budi Utomo di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro, kemudian Jalan Raya Metro Kibang di Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur, dan Jalan Raya Sukadamai di Desa Sukadamai, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Jalur penghubung Kota Metro-Kabupaten Lampung Timur-Kabupaten Lampung Selatan- Kota Bandar Lampung itu merupakan jalur alternatif yang selalu ramai dilewati pengendara. Sayangnya infrastruktur jalan yang terbilang vital itu kondisinya buruk. Berlubang hampir di sepanjang ruas jalan.
Warga hanya sebentar merasakan jalan tersebut mulus usai diperbaiki, tak lama kemudian rusak lagi. Begitu terus setiap tahun.
Berdasarkan pantauan di lokasi, lubang jalan dari yang kecil hingga yang besar memenuhi ruas jalan yang masuk wilayah Rejomulyo, Metro barat. Permukaannya juga bergelombang dengan panjang kerusakan sekitar 100 meter di depan SMP Negeri 5 Kota Metro. Ironisnya, kondisi tersebut kerap menimbulkan kecelakaan lalu lintas, bahkan tercatat pernah menelan korban jiwa.
Selanjutnya Jalan Raya Metro Kibang di Kabupaten Lampung Timur, kondisinya tak jauh beda. Sebanyak 4 lokasi kerusakan jalan terparah yang terpampang di muka jalan berada di tanjakan depan TPU, sekitar 50 meter dari jembatan besi penghubung ke Metro. Kemudian di sekitar Tugu Jagung atau Tugu Tani dan di depan SPBU Margototo. Juga di sepanjang jalan sekitar 200 meter sebelum Pasar Sukadamai, Natar.
Terakhir, Jalan Raya Sukadamai di Natar, Lampung Selatan. Kerusakan infrastruktur ruas jalan terparah terjadi tepat di depan pasar dan Masjid At-Taqwa Sukadamai. Kontur jalan bergelombang membentuk gundukan-gundukan di tengah jalan. Puluhan lubang yang cukup dalam juga menganga dan kerap digenangi air saat hujan.
Sejumlah pengendara yang melintas di jalur alternatif itu mengeluhkan kondisi tersebut. Saat Jejamo.com mewawancarai mereka, mayoritas mengaku kecewa bahkan emosi kepada pemerintah, lantaran merasa dirugikan atas rusaknya sarana transportasi jalan itu.
“Nggak ngerti lagilah pokoknya. Dari tahun ke tahun nggak ada perubahan, selalu rusak. Kok ya nyusahin masyarakat aja,” kata salah seorang pengendara yang merupakan warga Metro Kibang, Addy Prastiawan, Rabu, 3/5/2023.
“Jalur provinsi kok bentuknya begini. Itu material yang di tengah jalan itu masak sampai seperti gundukan bentuknya,” ujar pengendara lainnya, Sri Hartati.
Baik Addy maupun Sri berharap pemerintah dapat segera menindaklanjuti keluhan masyarakat, terkait kerusakan infrastruktur ruas jalan, khususnya di jalur tersebut.
“Ya ditindaklanjuti. Nunggu apa lagi? Mau nunggu sampai kapan lagi? Rusaknya sudah parah seperti ini lo. Ya saya harap pemerintah itu bisa tanggap sedikit, bertindaklah,” tandasnya.(*) (Anggi)