Jejamo.com, Kota Metro – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Metro mengamankan 10 pelajar yang sedang membolos sekolah di wilayah Kecamatan Metro Utara. 2 di antaranya merupakan pelajar putri.
Kasi Tibum Satpol PP Kota Metro, Susilo Ramadhani, menjelaskan, petugas mendapati para pelajar yang sedang bolos sekolah itu sedang kongko di sebuah warung yang terletak di Jalan Nangka, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Metro Utara.
“Ya, kami mengamankan 10 pelajar yang berada di luar sekolah saat jam belajar. Jadi, pada saat petugas tiba di lokasi, para pelajar itu sedang asyik sendiri, ada yang nongkrong-nongkrong, ada juga yang nonton dan main handphone di sana, di Warung Minah,” kata Susilo kepada Jejamo.com, Selasa, 5/9/2023.
Susilo mengaku prihatin, menyayangkan perilaku tidak terpuji yang dilakukan sejumlah pelajar tersebut. Terlebih jika mengingat pergaulan remaja yang sangat rentan terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang lebih buruk lagi, narkoba misalnya.
Terlebih lagi, lanjut Susilo, mendapati adanya 2 pelajar putri atau siswi yang juga ikut membolos di lokasi yang sama dengan pelajar putra. Menurutnya hal itu bisa mengarah ke pergaulan bebas remaja.
“Yang jelas, Pol PP akan memberikan mereka sanksi pembinaan ya, arahan dan nasihat yang bersifat edukatif dan olah raga juga untuk kebugaran, seperti push up dan squat jump,” jelasnya.
“Sanksi fisik yang kita berlakukan itu dimaksudkan bukan untuk menyiksa lo ya. Itu melatih kebugaran, yang mana bisa bermanfaat juga untuk mereka. Intinya kita lakukan pembinaan,” timpalnya.
Diketahui, 10 pelajar terdiri dari 2 siswi dan 8 siswa itu berasal dari sekolah yang berbeda-beda, yakni SMP Ma’arif 5 Metro, SMA Negeri 3 Metro, SMA Negeri 1 Pekalongan Lampung Timur, SMK Karya Wiyata Punggur Lampung Tengah, dan SMK Bimasakti Kota Gajah Lampung Tengah.
Susilo berharap masyarakat dapat berperan aktif bersinergi dengan Pol PP untuk membatasi budaya buruk para pelajar seperti bolos sekolah.
“Ya mungkin susah kalau menghilangkan aksi bolos sekolah itu. Bagaimana pun juga, kita sama-sama tahu hal itu memang sudah seperti budayalah kira-kira. Selalu ada saja setiap zaman. Tapi, setidaknya kita berusaha mengurangi atau memberikan wawasan yang baik untuk mereka, generasi penerus,” tandasnya.(*) (Anggi)