Jejamo.com, Kota Metro – Salah satu langkah Pemerintah Kota (Pemkot) mengelola sampah perkotaan yakni dengan mengurai sampah organik menjadi pupuk kompos. Program yang sudah berjalan di pusat daur ulang (PDU) sampah ini mampu mengelola sebanyak 57,23 ton sampah organik yang siap dijadikan pupuk kompos.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ardah, melalui Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3), Arivanda Jaya, mengatakan, fasilitas PDU sampah yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia telah dimanfaatkan di Bumi Sai Wawai.
“Pengelolaan sampah organik yang masuk di PDU ini rata-rata 57,23 ton per bulan. Nah, untuk capaiannya dalam upaya penanganan sampah dari tahun 2021 mencapai 72,21 persen dan di tahun 2022 sudah mencapai 75,06 persen. Artinya, dalam setiap tahun akan terus melakukan peningkatan dalam pengelolaan sampah,” kata Arivanda Jaya, Rabu, 25 April 2024.
Dia menambahkan, dengan dilakukan pelatihan dan edukasi dalam pengelolaan sampah, pihaknya juga telah melibatkan lapisan masyarakat dan komunitas.
“Penyediaan bahan baku daur ulang untuk industri lokal seperti kompos yang mendorong sektor pertanian dalam upaya mendukung ketahanan pangan,” tambahnya.
Sementara itu, untuk dampak lingkungan dan sosial juga sangat bermanfaat. Terutama memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Untuk peningkatan kapasitas pengelolaan sampah kita telah mencapai 91,39 persen dan dapat mengurangi beban tempat pembuangan akhir,” ungkapnya.
“Kemudian, pengurangan emisi gas rumah kaca, karena bisa mengurangi bahan baku baru serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang baik,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, pihaknya telah mengoptimalkan operasional dan upaya pengelolaan sampah terutama terkait pemilahan sampah.
“Kami mendorong PDU Rejomulyo menjadi badan layanan umum daerah. Kemudian, memperkuat kerja sama dengan lembaga terkait dalam mengatasi masalah dan melakukan edukasi,” pungkasnya.(*) (ADV)