Tanggamus, Jejamo.com – Warga Batubalai menghentikan sementara aktivitas proyek drainase dan pemasangan gorong-gorong buis yang berlangsung di wilayah mereka. Langkah ini diambil karena pelaksana proyek diduga mengabaikan keluhan dan kritik warga setempat terkait kualitas pengerjaan.
Ketua Persatuan Petani Batubalai, Zainuddin, mengatakan bahwa proyek tersebut dihentikan karena dianggap proyek “siluman” lantaran tidak dilengkapi plang informasi. Ia menuntut penjelasan resmi dari pihak berwenang atau konsultan terkait proyek ini.
“Kami hentikan sementara proyek ini karena limbah tanah galian dibiarkan menumpuk di kebun warga, termasuk milik saya. Selain itu, cara kerja mereka juga dipertanyakan, seperti pemasangan talut drainase yang tidak sesuai spesifikasi dan gorong-gorong buis yang dipasang tanpa landasan semen dasar,” ujar Zainuddin, Senin, 18/11/2024.
Ia menambahkan bahwa lokasi proyek tersebut memiliki kondisi tanah yang labil. Jika pengerjaan dilakukan asal-asalan, jalan raya provinsi yang akan dilalui kendaraan berat berisiko ambles. Warga mendesak agar konsultan proyek hadir langsung di lokasi untuk memberikan penjelasan teknis.
Akbar, konsultan pelaksana proyek, menjelaskan bahwa standar pelaksanaan sudah disosialisasikan kepada kontraktor pelaksana sebelum pekerjaan dimulai. Ia menegaskan bahwa kontraktor seharusnya meminta izin kepada pemilik lahan dan memasang landasan semen sebelum pemasangan gorong-gorong buis.
“Dari laporan yang kami terima, landasan semen sudah dipasang meski dilakukan pada malam hari. Namun, untuk limbah galian yang tidak dibersihkan, itu kesalahan kontraktor. Kami akan segera mengingatkan mereka,” ujar Akbar melalui telepon.
Akbar juga menegaskan bahwa proyek ini masih dalam pengawasan dan akan dievaluasi. Jika ditemukan ketidaksesuaian, pembongkaran akan dilakukan.
Sementara itu, Sugiyanto, seorang pekerja di lokasi proyek, mengklaim bahwa semua pengerjaan telah dilakukan sesuai Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) dan gambar teknis. Ia menyebut landasan dasar semen sudah dibuat meski hanya berupa taburan batu di lokasi yang tergenang air.
“Apa yang dikeluhkan warga tidak benar. Pekerjaan sudah sesuai spesifikasi. Saya hanya pekerja, jadi tidak tahu soal CV pelaksana, anggaran, atau durasi proyek,” jelas Sugiyanto.
Meski ada klaim dari pihak pelaksana, warga Batubalai tetap berharap ada transparansi dan jaminan kualitas pengerjaan, mengingat pentingnya proyek tersebut untuk mendukung infrastruktur daerah. (*)