Jejamo.com-Harga selangit MotoGP juga dipengaruhi penggunaan bahan lain seperti serat karbon. Harga per-pon (0,45 kg) mencapai USD 10 (Rp 140 ribu). Serat karbon digunakan untuk membuat sasis. Selain serat karbon, masih ada bagian motor yang harus dibuat dengan menggunakan baja ringan dan titanium dengan harga bervariasi.
Bahan plastik juga diaplikasikan untuk fairing dan seluruh badan motor. Bila ditotal bobot motor dan pembalap harus memenuhi kriteria, 157kg ditambah pembalap.
Ini masih ditambah dengan pengembangan Electronic Control Unit serta bahan bakar. Dana pun semakin melejit untuk mengembangkan sistem pengereman dengan kanvas berbahan keramik serta piringan cakram dari baja tahan panas hingga ratusan derajat.
“Belum lagi biaya tambahan perbaikan bila pembalap crash plus rangkaian perawatan lainnya,” ucap Livio.
Banderol mahal MotoGP juga tidak dapat dipisahkan dari mahalnya gearbox atau rumah transmisi yang nilainya tidak kalah mahal dari dapur pacu. Presiden Divisi balap Honda, Shuhei Nakamoto mengungkapkan, transmisi juga dibuat khusus dan hanya bekerja di putaran mesin atas. Dan, tidak cocok digunakan motor produksi massal.
“Pembayaran harus terpisah karena harganya sangat mahal, bahkan lebih mahal dari rumah yang sekarang saya tinggali,” kata Nakamoto.(*)