Jejamo.com, Lampung Timur – Neni, nenek berusia 77 tahun asal Desa Labuhan Ratu Tujuh, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, patut menjadi inspirasi dalam peringatan Hari Ibu yang jatuh pada, Selasa, 22 Desember 2015.
Meski sudah berusia lanjut, wanita yang lahir pada tahun 1938 ini, masih terus berkarya sebagai penjual pecel. Ia tak mau menyusahkan anak-anaknya yang ingin merawatnya.
“Tubuh saya masih kuat bekerja, saya juga tak mau merepotkan anak-anak saya yang baru membina keluarga,” tuturnya saat diwawancarai jejamo.com.
Neni atau biasa disapa nenek Nen, memilih tinggal sebatang kara di sebuah rumah geribik yang berada di sebelah lapangan Desa Labuhan Ratu Tujuh, Kecamatan Labuhan Ratu.
“Saya tinggal sendirian, karena suami sudah lebih dulu dipanggil Allah. Mungkin kalau cucu main ke sini baru ada teman,” ucap nenek Neni.
Sehari-hari nenek Nen, mengisi kegiatannya dengan berjualan pecel lontong dan sedikit cemilan kerupuk untuk lauknya.“Ya cuma ini aja, mau jual gorengan sudah tak kuat badannya. Jadi hanya seadanya aja,” ujarnya sambil tersenyum.
Karena prinsip tak mau membebani orang lain, ia juga tak menjual makanan dengan harga mahal. Ia pecel yang dijualnya hanya Rp4.000 satu porsi. “Tak perlu ambil untung banyak-banyak. Apa yang saya dapat tiap hari cukup,” ujarnya.(*)
Laporan Wahyu, Wartawan Jejamo.com