Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Presiden Sukarno Inisiator Penemuan Makam Imam Bukhari?

Presiden Soekarno | ist
Presiden Soekarno | ist

Jejamo.com, Jakarta – Baru-baru ini Pemerintah Rusia mengeluarkan travel warning kepada warganya untuk berpergian ke Indonesia. Hubungan RI dan Rusia memang sering tidak stabil kadang dekat kadang juga dingin. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia dikenal dekat dengan Rusia yang memimpin blok timur.

Saat Rusia mengundang Soekarno untuk berkunjung. Namun Soekarno tak mau tunduk begitu saja mengikuti permintaan itu. Ia pun meminta syarat khusus. Syaratnya adalah agar Rusia bisa menemukan makam perapal hadis terkenal Imam Bukhari.

“Tuan Khrushchev, saya bersedia datang ke Moscow. Tapi ada syaratnya, temukan makam Imam Bukhari, perawi hadis terkenal. Dia dimakamkan di Samarkand, Uzbekistan,” ujar Soekarno seperti dilansir jejamo.com dari merdeka.com, Sabtu, 26/12/2015.

Pemimpin Rusia atau Uni Soviet saat itu Nikita Khrushchev sempat bingung dan menawar syarat. Namun Soekarno tak mau mengubah syaratnya. Mereka kemudian mencari makam ulama besar Islam itu. Karena sulit Khruschev hampir menyerah dan kembali menawar syarat kepada Presiden Soekarno.

Akhirnya pemerintah Uni Soviet berhasil menemukan makam Imam Bukhari dengan kondisi memprihatinkan dan tidak terawat. Mereka kemudian merenovasi makam itu agar tidak berantakan.

Setelah itu akhirnya Soekarno mau terbang ke Moscow, ia juga mampir berziarah ke makam Imam Bukhari.

Saat itu pihak Barat pun menilai kunjungan Soekarno ke Moskow tak cuma untuk urusan politik, melainkan ziarah. Ini juga menunjukkan Indonesia tak bisa diatur.

Namun sejarawan Asvi Warman Adam meragukan kebenaran soal Soekarno dan penemuan Makam Imam Bukhari ini. Sebabnya tidak ada literasi resmi soal peristiwa ini. Soekarno pun tak menceritakan hal ini dalam biografi dirinya yang ditulis Cindy Adams.

“Kadang memang ada cerita Soekarno yang dibesar-besarkan. Untuk cerita itu tidak jelas kenapa Soekarno mengemukakan alasan tersebut pada Uni Soviet,” tandasnya.(*)

 

 

Populer Minggu Ini