Jejamo.com, Pesawaran – Menjelang pergantian tahun dan hari libur panjang menjadi berkah bagi perajin seni tato temporer di Pantai Mutun, Pesawaran, Lampung.
Bermodal awal Rp500 ribu, Rahmat dapat meraup keuntungan hingga Rp1 – 2 juta selama beberapa hari menjajakan jasanya di pantai ini.
Rahmat, warga Kabupaten Pandeglang, Banten, menceritakan, ia datang ke Pantai Mutun bersama 11 rekannya yang satu profesi dengannya.
“Saya datang ke sini dari 20 Desember 2015 bersama 11 teman dari satu kampung yang satu profesi. Kami tinggal di sini, menyewa rumah untuk dijadikan tempat tinggal sementara,” ujar bapak satu anak ini kepada jejamo.com, Kamis, 31/12/2015.
Menurutnya, ia sudah sering datang ke Pantai Mutun. Bahkan, dalam setahun, bisa sampai tujuh kali ia datang ke pantai ini. “Saya datang ke sini pada waktu hari libur dan jelang tahun baru, dan di sini pasti ramai,” urainya.
Dikatakannya lagi, tahun ini pengunjung Pantai Mutun lebih ramai dari tahun sebelumnya.
“Tahun ini lumayan ramai dari sebelumnya. Saya mematok harga Rp30 ribu-Rp60 ribu sekali pembuatan tato temporer. Itu juga bergantung gambar,” kata pria berusia 30 tahun ini.
Dia menambahkan, konsumen yang meminta ditato mulai dari kaum laki- laki sampai wanita.
“Kalau laki-laki sering meminta gambar sebuah nama dan tribal, sedangkan wanita kebanyakan gambar mahendi. Bahan tato temporer kami dapat dengan membeli dari Bali,” tambahnya.
Rahmat mengatakan, keterampilan menatonya didapat secara autodidak. “Awalnya dari melihat-lihat teman saja, kemudian saya belajar. Saya sudah lima tahun berprofesi seperti ini,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi dan Sugiono, Wartawan jejamo.com