Jejamo.com, Metro – Kediaman Mbah Sarti, korban musibah tumbangnya pohon besar yang beralamat di Jalan Teladan 15 A Iring Mulyo, Metro Timur, pada Desember 2015 lalu, sudah mulai dibangun secara bergotong-royong oleh masyarakat setempat.
Ketua RT setempat Prapto mengatakan, pembangunan rumah permanen ukuran 5×6 ini diprediksikan akan selesai pekan depan. Sejauh ini tidak ada kendala selama proses pembangunan.
“Semua berkat bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Metro juga masyarakat sekitar. Semoga rasa kepedulian ini akan terus dimiliki oleh para pemimpin kota Metro dan masyarakat,” ujar Prapto yang ditemui di lokasi pembangunan, Senin, 4/1/2016.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro Ellya Lusiana menjelaskan, dana yang dipergunakan membangun rumah layak huni untuk Mbah Sarti adalah dana donatur.
Dana Donatur dipergunakan karena ada beberapa syarat yang tidak mampu dipenuhi, yakni syarat program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjalankan program perbaikan RTLH yakni, harus memiliki kartu keluarga sejahtera, atau memiliki surat keterangan tidak mampu dari Kelurahan dan sertifikat kepemilikan tanah atas nama yang bersangkutan.
“Lahan yang ditempati bukan atas nama atau milik Mbah Sarti, tanah atau lokasi yang ditinggali sifatnya menumpang, sehingga program perbaikan RTLH tidak bisa dijalankan. Karena keadaan yang mendesak, Pemkot berinisiatif untuk menerima dana donatur dari pejabat setempat untuk membantu membangun kediaman Mbah Sarti,” jelas Ellya.
Dana donatur yang berhasil dikumpulkan sejumlah Rp 8,2 Juta, yang langsung diserahkan kepada anak kandung korban yang disaksikan oleh camat, lurah dan ketua RT setempat.
“Nanti akan dibuatkan laporan belanja pembangunan rumah tersebut, pertanggungjawaban akan dilakukan secara berjenjang dari RT hingga Camat yang bertindak selaku pengawas pembangunan,” tukas Ellya.(*)
Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com