Jumat, November 15, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Atasi Defisit Listrik di Lampung, Gubernur Ridho Jajaki Kerja Sama Swasta

Gubernur Lampung Ridho Ficardo dalam pembicaraan dengan salah satu perusahaan listrik swasta di Jakarta, Senin, 11/1/2016. | Biro Humas dan Protokol Pemprov Lampung
Gubernur Lampung Ridho Ficardo dalam pembicaraan dengan salah satu perusahaan listrik swasta di Jakarta, Senin, 11/1/2016. | Biro Humas dan Protokol Pemprov Lampung

Jejamo.com, Jakarta – Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo melakukan pembicaraan dengan salah satu perusahaan listrik di Jakarta, Senin, 11/1/2016. Hal ini dilakukan agar pasokan listrik ke Lampung bisa bertambah.

Upaya ini adalah upaya Lampung menjadi daerah mandiri energi. Langkah ini diharapkan mendorong perekonomian. Salah satu yang menjadi fokus utama adalah peningkatan ketenagalistrikan.

“Listrik merupakan infrastruktur vital yang mempunyai efek berantai dalam mendorong pembangunan. Kami terus berupaya mengatasi kekurangan pasokan,”  jelas Ridho sesaat setelah melakukan pembicaraan Demikian rilis yang diterima jejamo.com dari Biro Humas dan Protokol Pemprov setempat.

Kemampuan pembangkit di wilayah Lampung 561 megawatt dan kemampuan transfer dari Sumatera Selatan 294 megawatt.  Sementara kebutuhan listrik saat beban puncak 855 megawatt.

Meskipun belum terjadi defisit listrik, kondisi ini belum memenuhi syarat ketahanan ketenagalistrikan di wilayah sebesar 30% saat beban puncak.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik  (RUPTL) yang dikeluarkan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk Lampung, proyeksi kebutuhan Listrik di Lampung hingga 2019 adalah 1.393 megawatt.  Dibutuhkan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 538 megawatt. Untuk itu sangat dibutuhkan terbangunnya pembangkit-pembangkit listrik baru agar kebutuhan listrik di Provinsi Lampung segera terpenuhi.

“Kami memiliki sejumlah potensi energi yang bisa dimanfaatkan untuk membangun pembangkit listrik. Terutama pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan kami terhadap pemerintah pusat yang mencanangkan program listrik 35.000 megawatt dengan memanfaatkan energi baru terbarukan,” ujarnya.

Ridho menjelaskan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan PT Perusahaan Gas Negara untuk memasok kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Gas yang emisi gas buangnya lebih ramah lingkungan ketimbang pembangkit listrik energi fosil lainnya.

“Dalam rencana kami, selain pengembangan pembangkit gas, kami juga sedang melakukan studi untuk juga mengembangkan pembangkit listrik yang menggunakan energi baru terbarukan seperti memanfaatkan biomassa dan juga minihidro. Di wilayah kami potensi itu juga terbilang besar,” tuturnya.(*)

Populer Minggu Ini