Jejamo.com – Perang psikologis kembali dilakukan pemerintah Korea Utara terhadap Korea Selatan. Kali ini usaha provokatif itu dilakukan dengan menebar satu juta leaflet propaganda di perbatasan dengan korea Selatan.
DalamLeaflet yang beredar di sebagian wilayah Korea Selatan itu, isinya banyak berupa kritik terhadap Presiden Park Geun-hye. Mereka juga memuji hasil uji coba nuklir Korea Utara yang berlangsung pada 6 Januari 2016 lalu, dan meminta rakyat Korea Utara tetap setia kepada pemimpin Kim Jong-un.
Aksi propaganda ini kemudian dibalas Korea Selatan dengan menyiarkan musik pop dan retorika anti-Pyongyang di perbatasan.
Ketegangan yang kian meningkat di perbatasan semenanjung Korea ini membuat dua negara sekutu Korea Selatan, Amerika dan Jepang sibuk meminta Cina mendukung resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghukum Korea Utara setelah negeri itu melakukan uji coba nuklir.
Pekan lalu, pasukan Korea Selatan memberi tembakan peringatan terhadap sebuah pesawat tanpa awak karena mendekati garis demarkasi di perbatasan. Korea Selatan kini tengah mempertimbangkan pemasangan layar raksasa yang dilengkapi pengeras suara untuk menghadapi perang psikologis tersebut.
Pemerintah Korea Selatan sebelumnya kembali melakukan propaganda melalui berbagai siaran sejak Agustus 2015 lalu. Aksi ini mendorong Korea Utara memperkuat pasukannya di garis perbatasan karena menganggap langkah Korea Selatan itu sebagai ajakan berperang.(*)
Tempo.co