Jejamo.com, Jakarta –Hutang Indonesia di luar negeri sampai dengan November 2015 tembus diangka US$304,6 miliar atau berkisar Rp4.234 triliun.
Jika dibandingkan secara tahunan, jumlah utang Indonesia tumbuh 3,2 persen atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhannya di Oktober 2015 yang hanya mencapai 2,5 persen.
“Utang luar negeri terutama didorong oleh peningkatan pertumbuhan ULN berjangka panjang,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, seperti dikutip CNNIndonesia.
Mengacu data Bank Indonesia, ULN jangka panjang Indonesia tercatat tumbuh 6,1 persen (yoy), atau atau lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Oktober 2015 yang sebesar 5,5 persen (yoy). Sedangkan untuk ULN jangka pendek, besarnya tercatat mengalami penyusutan sebanyak 12,5 secara tahunan.
Sementara jika didasarkan pada jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia masih didominasi ULN jangka panjang sebesar 86,6 persen, atau berkisar US$263,0 miliar yang terdiri dari ULN sektor publik sebanyak US$134,8 miliar dan ULN sektor swasta mencapai US$129,1 miliar.
Ada pun ULN jangka pendek Indonesia pada periode yang sama tercatat berada di posisi US$40,7 miliar yang terdiri dari ULN sektor swasta sebesar US$37,7 miliar dan ULN sektor publik sebesar US$3 miliar.
Meski perkembangan ULN November 2015 masih dinilai cukup sehat, tutur Tirta jajaran BI akan tetap mewaspadai adanya risiko dan dampak negatifnya terhadap perekonomian domestik.
Di mana kedepannya regulator moneter tersebut berkomitmen akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.(*)