Jejamo.com – Salah satu aplikasi pengirim pesan teks terpopuler, WhatsApp, akhirnya secara resmi menghapus biaya berlangganan US$ 1 atau sekitar Rp 13 ribuan per tahun. Kabar ini diumumkan langsung oleh Chief Executive WhatsApp, Jan Koum.
Hal ini diungkapkan Jan Koum dalam sebuah kesempatan di DLD conference di Bavaria. Ia menegaskan bahwa pihak WhatsApp akan segera menghapuskan biaya tahunan itu dan segera memberlakukannya bagi seluruh pelanggan di seluruh dunia.
Jan Koum menjelaskan bahwa alasan pembebasan biaya berlangganan ini dilakukan karena cara berlangganan ini ternyata tidak berjalan dengan baik. Banyak pelanggan WhatsApp yang tidak memiliki nomor kartu debet atau kredit sehingga pembayaran sulit dilakukan.
WhatsApp berencana untuk berkonsentrasi mendapatkan penghasilan dari monetisasi komunikasi antara korporasi dan individu. “Mulai tahun ini, kami akan melakukan uji coba alat yang memungkinkan pengguna memakai WhatsApp untuk berkomunikasi dengan korporasi atau organisasi yang diinginkan,” tulis WhatsApp dalam blog resminya. Seperti ditulis Liputan6.com dari laman The Guardian, Selasa,19/1/2016.
Nantinya, melalui layanan ini pengguna dapat berkomunikasi dengan bank secara langsung ketika ada transaksi yang terindikasi bermasalah. Pengguna juga bisa berkomunikasi dengan maskapai penerbangan ketika ada penerbangan yang ditunda.
Sejumlah analis mengatakan, perubahan kebijakan ini menjadi salah satu cara untuk terus memperkuat pasar WhatsApp di negara-negara berkembang, seperti Brasil, Indonesia, dan Afrika Selatan.(*)
Liputan6.com