Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Panitia Nasional Gerhana Matahari Total Siap Akomodasi Turis Asing

Gerhana Matahari Total
Gerhana Matahari Total | Gettyimage

Jejamo.com – Dalam rangka menghadapi datangnya fenomena langka Gerhana Matahari Total yang akan terjadi pada Rabu,  9 Maret 2016 mendatang, sejumlah pihak telah membentuk panitia nasional.

 

Meski merupakan fenomena rutin yang terjadi setiap 18 bulan sekali di dunia, namun gerhana kali ini memiliki arti penting bagi Indonesia. Terutama karena sejumlah lokasi di tanah air menjadi tempat paling baik untuk mengamati fenomena itu. Dengan demikian, Indoensia bakal menjadi destinasi wisata ilmu pengetahuan.

 

Panitia nasional itu akan melibatkan Kementerian Riset, Kementerian Pariwisata, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Kementerian Komunikasi dan Informatika; ; Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional; Institut Teknologi Bandung; Observatorium Bosscha; dan komunitas astronom amatir Langit Selatan di Bandung.

 

Kepanitiaan ini sebelumnya telah digagas pada April 2015, Lapan dan ITB bertindak sebagai perintisnya.

 

“Fungsinya lebih ke koordinasi, seperti riset, izin tamu dari luar negeri, informasi soal gerhana, dan lokasi pengamatan,” ujar Avivah Yamani dari komunitas Langit Selatan, seperti ditulis Tempo.co, Kamis, 21/1/2016.

 

Melalui kepanitiaan nasional ini pula muncul usulan untuk menjadikan momen Gerhana Total tersebut sebagai  obyek wisata. Hal ini kemudian disambut positif oleh sejumlah daerah yang menyatakan siap untuk menyambutnya.

 

Hingga saat ini saja menurut Avivah, jumlah turis, pengamat amatir, serta peneliti yang mencari lokasi serta penginapan di Sulawesi untuk menyaksikan gerhana matahari total berkisar 3.000 orang.

 

“Di Maluku, sekitar 800 orang yang memesan kamar,” kata dia. Ada kemungkinan para pengamat asal luar negri itu akan membangun tenda karena terbatasnya akomodasi, terutama di wilayah Indonesia timur, yang menjadi lokasi favorit.

 

Sementara itu, Observatorium Bosscha juga telah mengatur rencana untuk melakukan pengamatan. Lokasinya,akan tersebar di wilayah Kalimantan serta Sulawesi.(*)

 

Tempo.co

Populer Minggu Ini