Jejamo.com – Masyarakat dunia dihebohkan dengan serangan virus zika yang diduga menjadi pembunuh bayi dalam kandungan atau menyebabkan bayi terlahir cacat. Virus zika tergolong berbahaya karena dapat menular hanya dalam satu gigitan oleh nyamuk yang menjadi pembawa virus tersebut.
Wabah virus zika diduga menjadi penyebab di balik lonjakan anak cacat di Brasil akhir-akhir ini. Penularanpenyakit ini juga telah ditemukan di 13 negara dan wilayah lain. Seperti dilaporkan Tempo.co dari mirror.co.uk. Minggu, 24/1/2016.
Wabah ini juga telah menyerang dataran Eropa dimana tiga orang Inggris dilaporkan menjadi korban. Mereka terkena virus ini di Amerika Selatan, tapi tidak secara alami terjadi di Inggris.
“Pada Januari 2016, ada tiga kasus yang berhubungan dengan perjalanan ke Colombia, Suriname, dan Guyana, telah ditemukan dari wisatawan asal Inggris,” tulis pihak Pusat Kesehatan Inggris.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Inggris, penderita virus zika akan mengalami demam, ruam, dan nyeri sendi. Perbandingannya, ada satu dari lima orang yang bisa terjangkit virus ini, pada daerah endemik dan menjadi lebih berbahaya bila yang terkena adalah ibu hamil.
Virus ini dapat menyebabkan bayi dalam kondisi microcephaly, yaitu suatu kondisi dimana anak terlahir abnormal dengan kepala kecil. Banyak bayi yang kemudian meninggal karena kondisi ini karena mengalami kerusakan otak yang parah.
Di Brasil pada 2015, ada 3.000 kasus microcephaly. Angka ini meningkat drastis dibanding 2014 yang hanya sebanyak 200 kasus. Namun belum didapat data yang jelas terkait berapa banyak penyakit microcephaly yang disebabkan langsung oleh virus zika.
Virus zika ini ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus yang menginfeksi orang yang digigit nyamuk itu. Hingga saat ini, masih belum ditemukan vaksin untuk membunuh virus zika, sehingga penderita hanya bisa membiarkannya.
Wabah virus ini diketahui belum menjangkiti Indonesia. Untuk menghindarinya cara paling baik adalah tidak mengunjungi daerah-daerah di Amerika Selatan.(*)
Tempo.com