Jakarta, Jejamo.com – Pemerintah Malaysia kini menghadapi ancaman perpecahan etnis, setelah ribuan orang berdemonstrasi menggunakan kaus merah, Rabu, 16/9/2015, sebagai bentuk dukungan pada pemerintahan Nazib Razak. Sayangnya demontrasi ini disusupi penghinaan bernada rasial.
Untuk menghadang ancaman perpecahan ini, Pemerintah Malaysia meminta pada Kelompok Demonstran “Kaos Merah” yang didominasi oleh etnis Melayu agar tidak mengunakan spanduk dan slogan yang bernada rasial, guna menghindari meningkatnya ketegangan.
Demonstran Kaos merah sendiri merupakan tanggapan atas protes besar-besaran yang digelar selama dua hari pada bulan lalu, yang meminta pengunduran diri Presiden Nazib Razak atas skandal korupsi yang menimpa dirinya.
Halaman Tempo.co melaporkan, ribuan demonstran berbaju merah mulai berkumpul menjelang tengah hari. Polisi menutup sejumlah ruas jalan di pusat kota, guna mengatasi kemacetan lalu lintas. Sejumlah toko dan bisnis juga ditutup, terutama di lingkungan yang didominasi warga China.
“Kami selalu diam selama ini ketika mereka mengkritik kita. Jadi hari ini kita ingin mereka menyadari bahwa warga Melayu telah bersabar terlalu lama. Kami ingin mereka mengingat keberadaan kami,” kata Shahrizul Fazli, warga Malaysia berusia 43 tahun, salah seorang demonstran beretnis melayu.
