Jejamo.com – Jejak virus Zika yang kini tengah meneror dunia ternyata telah ditemukan di Indonesia sejak tahun 1977. Kasus terbaru bahkan telah ditemukan ditahun 2015 dimana penderitanya berasal dari Jambi.
Hal ini diungkapkan Deputi Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Herawati Sudoyo. Ia menjelaskan, tahun 2015 lalu, Eijkman diminta meneliti sampel darah dari daerah endemi demam berdarah dengue di Jambi.
“Kami meneliti 200 sampel yang gejala klinisnya mirip demam berdarah, tapi setelah diuji dengue, hasilnya negatif,” ujar Hera di kantornya, Selasa, 2/2/2016. Seperti dikutip Tempo.co.
Dari 103 sampel yang sudah diperiksa, satu di antaranya positif virus Zika. Menurut Hera, virus ini ditemukan pada sampel darah pasien lelaki berusia 27 tahun yang tak pernah bepergian ke luar negeri. “Jadi sudah ada Zika di Indonesia,” jelasnya.
Selain Eijkman, kata Hera,virus Zika juga pernah ditemukan di Indonesia pada 1977-1978. Kala itu, lembaga tersebut tengah meneliti sampel darah pasien dengan gejala klinis seperti demam berdarah dengue yang dirawat di Rumah Sakit Tegalyoso, Klaten, Jawa Tengah. Sampel darah tujuh pasien menunjukkan terinfeksi virus Zika.
Meski telah ada sejak lama, menurut Hera, Zika sebenarnya tidak berbahaya. Pasien yang ditemui darahnya terinfeksi Zika di Jambi, katanya, memang awalnya mengeluhkan demam tinggi, ada ruam merah di tubuh, nyeri sendi, dan lemas. Namun beberapa hari kemudian dia sembuh.
Zika, kata Hera, sebenarnya tak perlu diobati. Obat hanya diperlukan untuk mengatasi gejala klinis yang disebabkan virus, seperti demam tinggi dengan obat penurun panas, dan nyeri sendi dengan obat nyeri. “Zika-nya sendiri tak membahayakan,” ujarnya. Baru di Brasil saja, Zika dihubungkan dengan mengecilnya kepala para bayi yang baru dilahirkan.(*)
Tempo.co