Jejamo.com, Lampung Timur – Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Kwartir Daerah Lampung Timur menggelar Perkemahan Jambore Daerah ke-IV di Desa Siraman, Kecamatan Pekalongan, Lamtim. Jambore tersebut diikuti oleh 45 sekolah Muhammadiyah mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA se-Lamtim.
Kepada jejamo.com, Jumat, 5/2/2016, Ketua Kwarda Kepanduan HW Lamtim, Drs. Pramanda Budi Suharmanto, mengatakan, Jambore yang merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Daerah Muhammadiyah Lamtim tersebut dilaksanakan selama 3 hari, yakni mulai tanggal 5-7 Februari 2016.
”Hari ini merupakan hari pertama pelaksanaan Jambore ini. Tujuan dari jambore ini salah satunya adalah untuk mensukseskan kegiatan Musda Muhammadiyah besok (Sabtu, 6/2/2016). Ini merupakan Musda ke-4 sejak awal berdirinya di Kabupaten Lamtim,” paparnya.
Budi, juga menyampaiakan bahwa kegiatan Jambore tersebut dibuka langsung oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamtim, Drs. H Suprapto MA. Menurutnya, selain untuk mensukseskan pelaksanaan Musda Muhammadiyah yang akan dilaksanakan di Perguruan Muhammadiyah Pekalongan. Kegiatan jambore tersebut juga bertujuan untuk pelatihan kader-kader Muhammadiyah sebagai calon penerus di masa depan.
“Hal itu sesuai dengan motto tujuan kegiatan ini, yakni Antarkan Generasi Penerus Jendral Soedirman menjadi kader pembangunan menuju Lampung Timur yang berkemajuan,” katanya.
Budi juga mengatakan, jambore tersebut juga sebagai tempat atau wadah bagi siswa Muhammadiyah untuk memperlihatkan kemampuannya atau keahliannya dalam bidang kegiatan kepramukaan.
“Ini juga untuk ajang pentunjukan keahlian siswa. Karena dalam kegiatan ini juga terdapat bermacam-macam perlombaan antar sekolah,” ungkapnya.
Budi juga menyampaikan, bahwa kegiatan Pandu Pramuka Muhammadiyah ini berbeda dengan kegiatan Pramuka pada umumnya. Menurutnya, di Pandu Muhammadiyah selain diisi dengan kegiatan kepanduan juga ditambahkan dengan kegiatan keagamaan. “Dalam pandu kami ini, siswa juga dibekali ilmu keagamaan, yakni agama Islam,” katanya.
Meskipun demikian, menurut Budi, pihaknya tidak melarang siswa yang beragama non Islam untuk mengikuti Jambore tersebut. “Dalam kegiatan ini ada juga siswa yang bukan beragama Islam,” ujarnya.(*)
Laporan Wahyu, wartawan Jejamo.com