Jejamo.com – Kue cubit sempat menjadi salah satu kata pencarian terbanyak di situs pencarian Google tahun 2015 lalu. Hal ini membuat kue asli Indonesia itu punya peluang besar untuk dijadika bisnis penganan. Namun tentu butuh ide baru dan tampilan yang unik agar punya nilai jual yang lebih tinggi.
Salah satu orang yang sukses menjadikan kue cubit menjadi bisnis waralaba dengan keuntungan hingga Rp 10 juta adalah Edi Hartono. Ia bersama teman-temannya berhasil menyulap jajanan tradisional berwujud kue mungil bertekstur empuk itu menjadi cemilan ala Eropa.
“Kue cubit kita tahu kan makanan kampung ya. Kita mau angkat kue cubit jadi camilan berkelas dengan sentuhan rasa-rasa Eropa seperti ini. Sisi Eropanya dari warna, tekstur, rasa dan toping-nya,” kata Edi Hartono, pemilik bisnis waralaba Kue Cubit Eropa, Seperti dikutip dari Detik.com.
Ada 8 varian rasa yang ditawarkan di antaranya royal cappucino, great taro, green tea crush, original, chocolate lover, red velvet, italian bubble gum dan black forest. Setiap tiga bulan Edi meluncurkan varian rasa baru untuk kue cubitnya.
Bisnis waralaba Kue Cubit Eropa yang dijalani Edi ini sudah laris manis hingga menjaring puluhan mitra. “Sudah ada mitra 53 orang. Dari pameran ini saja dapat 30 orang pembeli. Kebanyakan beli yang ekonomis,” tuturnya.
Padahal, bisnis ini baru dijalani kurang dari dua tahun namun kini sudah tersebar hingga di Jabodetabek, Lampung, Bengkulu, Jogja, Karawang, dan Purwakarta. Awal mulanya Edi hanya berbisnis untuk dirinya sendiri, kemudian muncul peminat yang ingin menjalankan bisnis serupa dengan merek yang sama.
“Beberapa bulan kita buka secara mandiri, lalu ada permintaan franchise. Akhirnya kita buka franchise. Nggak sampai satu tahun bisa di-franchise-kan,” papar Edi.
Kebanyakan rekan bisni waralaba ini adalah Ibu-ibu rumah tangga yang berminat mengisi waktu luang sekaligus mendapat penghasilan.”Ibu-ibu rumah tangga paling banyak. Lalu guru, sampai anak-anak muda termasuk juga banyak. Kalau mahasiswa yang usianya kurang dari 25 tahun kita kasih diskon Rp 1 juta,” ucap Edi.
Sebagai gambaran, Edi mengatakan, dengan modal Rp 9,9 juta untuk membeli franchise paket ekonomis, laba bersih yang diraup per bulan bisa mencapai Rp 3 juta.
“Asumsi terpenuhi target omzet penjualan Rp 350.000 per hari selama 30 hari. Harga per kotak kue cubit Rp 10 ribu isi 10 kue. Omzet per bulan bisa Rp 9-10 juta per bulan. Tanpa franchise fee dan royalty fee,” katanya.
Edi kemudian berbagi tips agar omzet yang diperoleh dapat maksimal. “Omzet sangat tergantung dari lokasi. Saran kami buka di perumahan, pertigaan, food court, dekat sekolah atau dekat kampus,” ujarnya.
Tips berikutnya, yaitu memastikan kualitas pelayanan karyawan. “Karyawan kan biasanya ada yang jutek. Nah kita biasa adakan mystery guest, ngecek karyawan. Kita ada tim dibagi per wilayah, salah satu tugasnya untuk cek kualitas pelayanan,” tuturnya.(*)
Detik.com